Slamet Dukun Banjarnegara Akui Bunuh 12 Korban karena Akan Dilaporkan Polisi

Slamet Dukun Banjarnegara Akui Bunuh 12 Korban karena Akan Dilaporkan Polisi

Uje Hartono - detikJateng
Kamis, 23 Nov 2023 18:50 WIB
Sidang beragenda pemeriksaan terdakwa Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Pengadilan Negeri Banjarnegara, Kamis (23/11/2023).
Sidang beragenda pemeriksaan terdakwa Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Pengadilan Negeri Banjarnegara, Kamis (23/11/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng
Banjarnegara -

Sidang dengan terdakwa Slamet Tohari alias Mbah Slamet kembali digelar hari ini. Dalam persidangan, Mbah Slamet mengaku bahwa 12 korbannya dibunuh lantaran sering menagih dan akan melapor ke polisi.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Banjarnegara, Kamis (23/11/2023), majelis hakim memeriksa keterangan terdakwa. Salah satunya soal alasan terdakwa membunuh 12 korban dengan cara diracun.

Dalam persidangan, Mbah Slamet mengaku kesal dengan 12 korban yang kerap menagih uang yang dia janjikan. Menurutnya, 12 korban itu juga mengancam akan melaporkan perihal praktik tipu-tipu penggandaan uang itu ke polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dibunuh itu yang sering menagih dan akan lapor polisi," kata Mbah Slamet dalam persidangan di PN Banjarnegara, Kamis (23/11/2023).

Sebab, uang mahar yang diserahkan kepada terdakwa untuk digandakan itu sudah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan ke kafe. Dia menyebut uang mahar yang diberikan korban beragam, dari Rp 20 juta, Rp 30 juta, hingga Rp 40 juta.

ADVERTISEMENT

"Uangnya sudah digunakan untuk pergi ke cafe. Ada juga yang untuk keperluan sehari-hari," ujar Mbah Slamet.

Dia juga mengaku menghabisi 12 korban itu dengan cara yang sama, yaitu diajak melakukan ritual di kebun miliknya di blok cemara kemudian diminta untuk meminum racun.

"Polanya sama. Semuanya saya suruh minum air (menyebut merek air mineral dan minuman ringan) yang sudah dicampur dengan potas. Bilangnya untuk ritual," kata dia.

Saat anggota majelis hakim Arief Wibowo menanyakan reaksi racun itu, Mbah Slamet menyebut 5 menit setelah minum korban langsung batuk-batuk.

"Rata-rata 5 menit sudah bereaksi. Itu semuanya batuk-batuk dan keluar busa dari mulut. Setelah itu saya menggali kubur dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Waktunya sekitar 1,5 jam," kata Mbah Slamet.

Dia juga mengaku tidak semua korban yang datang ke rumahnya untuk menggandakan uang dibunuh.

"Kalau yang tidak mengancam saya ulur-ulur saja dan menyampaikan beberapa alasan," katanya lagi.

Saat ketua majelis hakim Niken Rochayati menanyakan perihal keahliannya menggandakan uang, Mbah Slamet mengaku dirinya tidak bisa menggandakan uang.

"Saya memang tidak bisa menggandakan uang. Dulu saya pernah mencoba menggandakan uang (miliknya) di Gunung Srandil, dari situ muncul ide untuk (menipu dengan) menggandakan uang," ujarnya.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads