Seorang terduga maling bernama Jhemy Antok diduga tewas dianiaya karena dituduh mencuri di salah satu perumahan di Boja, Kendal. Ada dua oknum TNI yang diduga terlibat dalam kejadian itu. Keduanya telah diamankan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Andy Soelistyo. Dia menyebut keduanya diamankan setelah ada laporan kepada Pomdam IV/Diponegoro pada 17 Juli lalu.
"Dari laporan itu setelah berkoordinasi pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi karena kan makamnya dibongkar. Setelah pengambilan keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti baru tanggal 25 diamankan," kata Andy saat ditemui di kantornya, Banyumanik, Semarang, Rabu (26/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua oknum TNI tersebut yakni Praka A (28) dan Praka N (28). Keduanya diduga ikut melakukan kekerasan bersama-sama dengan warga perumahan tempat Jhemy dituduh mencuri.
"Penyelidikan sejauh mana keterlibatan mereka sehingga terjadi ataukah ada fakta bahwa yang bersangkutan atau dua orang ini melakukan kekerasan," jelasnya.
Andy menyebut kejadian itu sebenarnya terjadi pada akhir Mei lalu. Kedua oknum TNI itu, ikut melakukan kekerasan karena mendapat pesan WA adanya penangkapan pencuri di perumahan yang mereka tempati.
"Data awal yang kami terima dia mendapat informasi dari grup WA paguyuban perumahan 'saat ini ketua paguyuban telah mengamankan terduga pencuri' yang dilakukan Bapak S tadi akhirnya dua anggota yang merupakan warga tadi datang ke rumah S," katanya.
Di perumahan tersebutlah diduga penganiayaan itu terjadi. Pihaknya juga masih melakukan pendalaman, sebab ada informasi bahwa korban sempat dibawa ke Puskesmas Boja sebelum dilakukan pemeriksaan di kantor polisi.
Saat itu korban masih dinyatakan berkesadaran penuh meski terdapat luka memar. Kemudian korban sempat diperiksa di kantor polisi dan kembali dibawa ke puskesmas hingga akhirnya meninggal dunia.
"Dibawa kembali kedua ke puskesmas, informasi dari puskesmas bahwa kondisi yang dibawa kedua ini sekitar pukul 18.00 WIB yang bersangkutan terduga pencuri ini sudah tidak bernyawa," terangnya.
Kasus ini terungkap setelah pihak keluarga merasa Jhemy meninggal secara tak wajar. Atas permintaan keluarga, makam Jhemy kemudian dibongkar untuk dilakukan autopsi pada Senin (24/7).
Pihak keluarga mengatakan bahwa Jhemy tewas setelah dijemput beberapa orang pada bulan Mei lalu. Kasus ini juga sudah dilaporkan ke kepolisian.
"Saya selaku paman korban sangat curiga dengan kematian korban yang janggal," kata Kismiyanto, Senin (24/7).
"Karena merasa janggal atas kematian korban, kami pihak keluarga melaporkan peristiwa tersebut ke Polda Jawa Tengah," jelasnya.
(sip/ams)