Wanita Kepala Terpenggal di Klaten Diautopsi, Dokkes Ungkap Kondisinya

Wanita Kepala Terpenggal di Klaten Diautopsi, Dokkes Ungkap Kondisinya

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Kamis, 22 Jun 2023 17:48 WIB
Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti di RS Bhayangkara Solo, Kamis (22/6/2023).
Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti di RS Bhayangkara Solo, Kamis (22/6/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Jenazah wanita inisial R alias D (56) warga Bandung, Jawa Barat, yang dibunuh serta dimutilasi rekan kerjanya, Turah alias Daud (40), di rumah kontrakan di Dusun Dumung, Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.

Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengatakan, tempat kejadian di Kabupaten Klaten itu lebih dari ke RS Bhyangkara Yogyakarta.

"Kasus mutilasi terjadi di wilayah Klaten, tapi karena lebih dekat dengan RS Bhayangkara Jogja jadi dibawa ke sana. Dari awal ditemukan, kondisi jenazah dalam keadaan tidak utuh. Kepalanya terpisah dari badannya, dan letaknya di ruangan terpisah," kata Hastry kepada wartawan di RS Bhayangkara Solo, Kamis (22/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, saat ini jenazah korban tengah diperiksa oleh dokter forensik RS Bhayangkara di Jogja. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Apakah memang penyebab kematiannya murni diputus kepalanya, atau ada tindakan lain seperti dibuat tidak sadar atau diracun dulu. Yang jelas jenis kelaminnya wanita," jelas Hastry.

ADVERTISEMENT

Mengenai hasil pemeriksaannya, Hastry belum bisa mengungkapkan lebih jauh. Sebab dia tidak melihat langsung atau memeriksa kondisi jenazah.

Hastry hanya memantau kondisi jenazah dari foto yang diberikan. Dari foto tersebut, dia memperkirakan korban belum lama meninggal dunia.

"Kalau dilihat dari foto, itu jenazah baru, tidak lebih dari 6-8 jam setelah ditemukan. Kalau luka terputus di leher, biasanya korban dibuat tak berdaya dahulu agar tidak ada perlawanan," terang Hastry.

"Saya lihat dari foto, senjata yang digunakan sangat tajam, seperti sekali tebas," pungkasnya.




(dil/ahr)


Hide Ads