Seorang suami di Boyolali tega menusuk istrinya sendiri hingga mengalami luka parah di perut. Kejadian kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu diduga dipicu rasa cemburu.
"Untuk motifnya masih dalam penyelidikan, namun keterangan dari pelaku sementara karena cemburu. Istrinya dicurigai selingkuh," kata Kapolsek Musuk Iptu Iwan Kristiana, kepada detikJateng Kamis (13/4/2023).
KDRT ini dialami SNT (52) warga Dukuh Kebonluwak, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Sedangkan pelakunya yakni suami korban inisisl TJ (52).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (12/4) tadi sekitar pukul 20.30 WIB. Suami istri ini diduga terjadi cekcok, hingga akhirnya terjadi penganiayaan di rumahnya.
"Pelaku melakukan penusukan atau perobekan di bagian perut korban," jelas Iwan.
Pelaku menusuk perut korban diduga menggunakan pisau dapur. Akibatnya perut korban mengalami luka parah.
Penganiayaan itu terjadi di dalam kamar tidur sementara. Karena rumahnya saat ini masih dalam renovasi.
Setelah kejadian itu, pelaku dengan masih mengenakan pakaian terdapat bercak darah, kemudian lari ke kantor Polsek Musuk untuk menyerahkan diri. Petugas yang mendapat laporan langsung mengecek ke TKP.
Polisi menemukan korban terkapar di kamar itu dan masih hidup. Bersama pihak Puskesmas, petugas langsung menolong korban dan membawanya ke RSUD Pandan Arang untuk segera mendapatkan penanganan medis.
"Saat ini korban sedang dirawat di RSUD Pandan Arang, kemudian untuk pelaku sudah diamankan di Polres Boyolali," jelas Iwan.
Polisi menemukan korban terkapar di kamar itu dan masih hidup. Bersama pihak Puskesmas, petugas langsung menolong korban dan membawanya ke RSUD Pandan Arang untuk segera mendapatkan penanganan medis.
"Saat ini korban sedang dirawat di RSUD Pandan Arang, kemudian untuk pelaku sudah diamankan di Polres Boyolali," jelas Iwan.
Korban juga menjalani operasi akibat luka yang dia derita.
Usai kejadian, Tim Inafis Polres Boyolali juga langsung datang ke TKP. Rumah yang menjadi lokasi kejadian dipasang garis polisi.
"Kami dari Polsek bersama Kecamatan, Koramil dan desa menetralisir warga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Untuk antisipasi," imbuh dia.
(sip/sip)