Giorgio Ramadhan (24) dirumorkan sebagai simpatisan Rusia, negara yang menduduki sebagian wilayah Ukraina, yakni Donbas. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia membenarkan kabar tersebut dan menyebut Giorgio pernah masuk ke wilayah Ukraina secara ilegal.
"Berdasarkan peraturan Ukraina, adalah hal ilegal untuk mengunjungi teritori Ukraina yang diduduki. Dia pernah pergi ke sana," kata Dubes Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, kepada detikcom, seperti dilansir detikNews, Selasa (14/2/2023).
Giorgio pun ditangkap polisi gara-gara mengamuk di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu (12/2) dini hari. Profilnya sebagai simpatisan Rusia yang menginvasi Ukraina pun viral di internet, termasuk situs Myrotvorets.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekadar informasi Myrotvorets bukan situs resmi pemerintah Rusia," terang Vasyl Hamianin.
Di situs Myrovorets menyebut Giorgio Ramadhan kena daftar hitam. Situs itu menuding Giorgio secara sengaja melanggar perbatasan negara Ukraina dengan tujuan menembus wilayah Ukraina yang diduduki formasi geng teroris Rusia di Donbass.
Di wilayah Ukraina itu ada dua negara separatis pro-Rusia, yakni DPR (Republik Rakyat Donetsk) dan LPR (Republik Rakyat Luhansk). Giorgio dianggap berpartisipasi dalam propaganda antiUkraina.
Dari catatan yang dikumpilkan Vasyl Hamianin, Giorgio mendukung invasi Rusia atas wilayah Ukraina, serta mendukung kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Pada 2019 dia menyampaikan kepada Lugansk Media Centre bahwa penerbitan paspor Rusia untuk warga di area tersebut bakal membebaskan warga setempat dari isolasi.
Kini Giorgio sudah menjadi tersangka, bukan karena kasus invasi Rusia terhadap Ukraina, melainkan karena kasus amuk jalanan.
"Saya sangat menghormati hukum dan peraturan di RI, dan saya percaya dengan keadilan," kata Vasyl Hamianin menanggapi penangkapan Giorgio.
(ams/dil)