.webp)
Serombongan orang membawa sesosok mayat ke RS Rahma Husada Bantul. Mereka mengaku menemukan sosok tersebut di gumuk pasir Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (10/2/2023) pagi. Mereka kemudian pergi dari rumah sakit itu setelah meninggalkan nomor handphone. Petugas RS kemudian melaporkan temuan itu ke polisi.
Awalnya polisi masih menyebut sekelompok orang yang membawa korban ke rumah sakit itu sebagai saksi. Namun belakangan terungkap bahwa mereka ternyata pembunuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengarang cerita soal penemuan mayat di gumuk pasir Parangtritis itu.
"Dari hasil pemeriksaan awal, ternyata keterangan saksi kurang jelas. Selanjutnya didapatkan keterangan baru bahwa keterangan saksi adalah tidak benar," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffrykepada wartawan di Kabupaten Bantul, Jumat (10/2/2023).
Mengetahui ada kebohongan tersebut, polisi langsung mengejar para pelaku. Dalam waktu beberapa jam, polisi berhasil menangkap enam orang.
"Pukul 14.55 WIB, keenam pelaku yang diamankan tiba di Polres Bantul untuk proses pemeriksaan," ucapnya.
Adapun keenam pelaku masing-masing berinisial DB alias Ucil, B, N, F alias Kincling, E dan J alias si Jack. Dari hasil pemeriksaan, ternyata Ucil dan rombongannya menganiaya korban yang bernama Hatta.
"Berdasarkan keterangan awal DB alias Ucil, Ucil mengarang cerita kejadian penemuan mayat. Ternyata korban sebelumnya dianiaya, dikarenakan korban sesak napas dan sudah tidak bergerak maka para pelaku membawanya ke RS," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, motif penganiayaan itu adalah persoalan utang piutang. Pelaku yang merupakan residivis itu menganiaya korban yang memiliki utang senilai Rp 12 juta.
(ahr/dil)
