Teganya Ibu Kandung Rantai Anak dan Balitanya di Tabanan Bali

Regional

Teganya Ibu Kandung Rantai Anak dan Balitanya di Tabanan Bali

Tim detikBali - detikJateng
Selasa, 25 Okt 2022 19:01 WIB
Dua tersangka perantai anak di Tabanan
Ibu kandung tega rantai anak di Tabanan Bali (Foto: Chairul Amri Simabur)
Solo -

Warga Banjar Pasekan Belodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Bali digegerkan dengan temuan dua anak yang dirantai. Salah seorang warga, Sunardi Wahyu Putra (60) mengaku syok saat mendengar anak 6 tahun berteriak minta tolong, dan adiknya yang berusia 3 tahun menangis.

"Saya gemetar. Sulit saya ceritakan," tutur Sunardi, yang menjadi salah satu saksi dalam kasus kekerasan kepada dua anak yang dilakukan ibu kandungnya, Dita Widyastuti, seperti dikutip dari detikBali, Selasa (25/10/2022).

Sunardi menemukan kedua anak itu saat akan menghadiri acara Maulid Nabi di Masjid Nurul Huda, Sabtu (22/10) lalu. Dia kebetulan tinggal persis di depan rumah yang menjadi lokasi kedua anak tersebut dirantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sabtu itu, saya sekeluarga mau undangan. Mau hadiri acara Maulid. Tapi habis Maghrib saya nggak ada kepingin keluar. Saya nggak enak badan. Tapi istri saya bilang, nggak enak jadi panitia tapi tidak hadir," tuturnya.

Akhirnya malam itu dia memutuskan untuk tetap menghadiri acara Maulid Nabi. Tak dinyana sewaktu keluar dari gerbang rumah dia melihat lampu rumah tempat kedua anak dirantai itu tiba-tiba padam.

ADVERTISEMENT

"Setelah itu (anak) yang gedean teriak tolong-tolong, yang kecilan nangis," ujarnya.

Dia mengaku sempat ragu untuk masuk ke dalam rumah tetangganya itu. Namun, setelah berkonsultasi dengan tetangga di sebelah rumahnya, Nyoman Sarna, dia akhirnya memberanikan diri masuk dengan meloncat melewati pagar.

Berbekal senter pada ponselnya, dia memeriksa kondisi di dalam rumah tersebut. Dalam kondisi remang-remang, dia mendapati anak yang berusia 6 tahun dalam kondisi terikat rantai pada leher dan tangannya.

"'Pak de,' kata anak yang gedean. Saya tanya adikmu mana. Dia jawab, 'Itu adik di dalam'. Dalam hati saya, kenapa anak kecil-kecil ini," ujarnya.

Dia lalu kembali menemui meloncat pagar untuk menghampiri Nyoman Sarna. Setelah berembuk, dia disarankan melapor ke Kepala Wilayah Banjar Pasekan Belodan. Kala itu Sarna tidak bisa mengantar karena harus ke Denpasar untuk ibadah Saraswati.

"Saya tanya Pak Man (Sarna). Gini saja, benar atau salah, pokoknya lapor ke kepala wilayah. Kebetulan kepala wilayah mewakili pak kepala desa (perbekel) di acara Maulid," tuturnya.

Setelah melapor dan diteruskan ke Bhabinkamtibmas Desa Dajan Peken, mereka lalu bersama-sama mendatangi rumah tempat kedua anak itu dirantai. Kondisi rumah kala itu masih gelap karena korsleting listrik.

"Penyebab korsleting dicari-cari dan ditemukan. Ternyata saklar blower kena tetesan air. Waktu itu belum dilepas rantainya. Saya tunggu petugas dan lampunya nyala," ujar Sunardi.

Halaman selanjutnya pengakuan ibu kandung soal merantai kedua anaknya...

Saat lampu menyala, barulah polisi bersama warga berusaha melepas rantai yang terikat pada tubuh kedua anak tersebut. Itu pun setelah ada seorang warga datang membawakan gunting besi untuk memotong gembok.

"Saya sudah nggak berani ke dalam (melihat). Saya sudah gemetaran. Syok," ujarnya.

Pengakuan Ibu Kandung

Motif ibu kandung Dita Widyastuti (40) merantai kedua putranya karena nakal. Dita menyebut anaknya hiperaktif dan ingin memberi efek jera.

"Saya kayak buntu. Emosi. Tapi niat saya itu hanya memberi efek jera. Bukan menyakiti," kata Dita saat ditanya Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, yang datang ke Polres Tabanan, Senin (24/10) malam.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat menemui ibu perantai dua anak kandung bersama pacarnya di Polres Tabanan, Senin (24/10/2022) malam.Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat menemui ibu perantai dua anak kandung bersama pacarnya di Polres Tabanan, Senin (24/10/2022) malam. Foto: Chairul Amri Simabur

Dia menyebut perbuatan merantai anaknya itu dilakukan spontan. Dita membantah rantai yang dia gunakan untuk mengikat binatang.

"Bukan. Itu rantai untuk pagar rumah," tutur wanita asal Balikpapan ini.

Dita juga membantah jika pacarnya I Made Sulendra Suryaadmaja (34) ikut merantai kedua anaknya. Dia menyebut pacarnya yang dijadikan tersangka tidak tahu menahu kasus perantaian itu.

"Dia ini (tersangka Sulendra) sebetulnya tidak tahu-tahu apa-apa. Semuanya saya," ujar Dita.

Atas perbuatannya, Dita dan kekasihnya kini ditetapkan menjadi tersangka. Namun, keduanya tidak ditahan karena ancaman hukumannya kurang dari lima tahun.

Halaman 2 dari 2
(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads