Pernyataan Lengkap Ponpes Gontor soal Santri Tewas Diduga Dianiaya

Regional

Pernyataan Lengkap Ponpes Gontor soal Santri Tewas Diduga Dianiaya

Tim detikNews - detikJateng
Senin, 05 Sep 2022 20:12 WIB
ponpes gontor
Ponpes Gontor. Foto: Charoline Pebrianti
Solo -

Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, mengakui adanya santri yang tewas karena dugaan penganiayaan. Peristiwa tersebut telah terjadi pada 22 Agustus lalu.

"Atas nama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada hari Senin pagi, 22 Agustus 2022," kata juru bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid, dikutip dari detikNews, Senin (5/9/2022).

Dalam keterangan tertulis tersebut ada beberapa poin yang disampaikan oleh Ponpes Gontor, salah satunya adalah ucapan permintaan maaf dan belasungkawa kepada keluarga korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga mengaku menyesalkan peristiwa yang berujung pada tewasnya salah satu santri itu.

"Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Berikut ini pernyataan lengkap Pondok Modern Darussalam Gontor terkait tewasnya santri berinisial AM:

"Permohonan maaf dan belasungkawa atas wafatnya santri ananda AM dari Palembang"

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Semoga rahmat, karunia dan ridho Allah SWT selalu tercurah kepada kita semua.

Atas nama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada hari Senin pagi, 22 Agustus 2022. Yaitu sebagai berikut:

Pertama, kami keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya Almarhum Ananda AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.

Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Kami juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

Kedua, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat. Menyikapi hal ini, kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.

Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing. Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini.

Poin ketiga, kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya Almarhum Ananda AM ini.

Hingga pernyataan resmi ini diterbitkan, kami pihak Pondok Modern Darussalam Gontor masih terus berusaha intens menjalin komunikasi dengan keluarga Almarhum Ananda AM untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik dan untuk kemaslahatan bersama.

Demikian yang dapat kami sampaikan, sekali lagi, kami atas nama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas terjadinya musibah ini. Semoga almarhum dirahmati oleh Allah, dan kita semua selalu mendapatkan ridho-Nya. Amin.

Selengkapnya di halaman selanjutnya..

Orang Tua Korban Mengadu ke Hotman

Soimah, seorang ibu di Palembang Sumatera Selatan, mengadu ke Hotman Paris soal kematian anaknya di Pesantren Modern Darussalam Gontor Jawa Timur. Kepada pengacara kondang itu, Soimah mengungkapkan bahwa sang anak yang berstatus santri tersebut diduga tewas akibat dianiaya.

"Anak saya meninggal di Pesantren Gontor 1 Pak, yang di Jawa Timur," kata Soimah sambil menangis ketika duduk di samping Hotman Paris di Palembang, Minggu (4/9/2022), dikutip dari detikSumut.

Dilansir detikSumut, Soimah mengatakan anaknya yang berinisial AM (17) itu meninggal pada 24 Agustus 2022 lalu, pukul 06. 45 WIB. Namun, Soimah baru menerima kabar duka itu tiga jam kemudian atau sekitar pukul 10.00 WIB.

"Meninggalnya itu 24 Agustus kemarin. Meninggal pukul 06.45, tapi kami baru dikabari pukul 10.00, awalnya mereka mau bicara sama ayahnya," kata Soimah. Dia menduga putranya tewas karena dianiaya.

Dia pun mengungkapkan alasan kenapa hingga kini belum melapor ke polisi. Kini dia berharap agar kasus kematian anaknya dapat diusut.

"Meninggalnya karena dianiaya. Saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon Bapak (Hotman) bantu kami," ungkap Soimah sambil menangis.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pria di Banyumas Tewas saat Tolong Anaknya Jatuh ke Sumur"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/aku)


Hide Ads