Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga

Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga

Anang Firmansyah - detikJateng
Sabtu, 05 Jul 2025 21:03 WIB

Purbalingga - Warga di Desa Serang, Karangreja, Kabupaten Purbalingga, punya tradisi unik. Mereka akan mengambil air dari Thuk (mata air) suci Sikopyah pakai bambu lodong.

Warga membawa lodong berisikan air suci dalam ritual adat pengambilan Thuk Sikopyah di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025).
Setiap tahunnya, tepatnya Bulan Sura, warga Desa Serang, Purbalingga, mempunyai tradisi mengambil air suci di mata air Sikopyah menggunakan bambu lodong. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Warga membawa lodong berisikan air suci dalam ritual adat pengambilan Thuk Sikopyah di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025).
Tahun ini, ada 140 orang yang berpartisipasi mengambil air yang terletak di lereng timur Gunung Slamet tersebut. Berpakaian adat Jawa, mereka berjalan sejauh 3 km ke tempat proses akhir. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Warga membawa lodong berisikan air suci dalam ritual adat pengambilan Thuk Sikopyah di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025).
Berdasarkan keterangan sesepuh setempat, ritual ini dimulai sejak 1984. Saat itu, hanya doa sederhana di masjid sebelum masyarakat mengambil air di Thuk Sikopyah. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Warga membawa lodong berisikan air suci dalam ritual adat pengambilan Thuk Sikopyah di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025).
Diyakini, daerah sekitar sempat mengalami krisis air. Kemudian seorang kiai bernama Haji Mustofa meminta kepada Tuhan sehingga muncul mata air Sikopyah. Sumber air itu diyakini tak pernah kering meski kemarau panjang. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Warga membawa lodong berisikan air suci dalam ritual adat pengambilan Thuk Sikopyah di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025).
Akhir dari tradisi tersebut adalah makan bersama dengan menu nasi jagung berisi gesek, sayur gandul, dan tempel gundil. Ada makna di balik menu yang dipilih. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga
Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga
Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga
Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga
Melihat Tradisi Unik Ambil Air Suci Sikopyah Pakai Bambu di Serang Purbalingga

Hide Ads