Kulon Progo - Tambang mangan Kliripan, Kulon Progo, pernah mencapai era keemasan di masa kolonial Belanda. Jejaknya kini mulai disulap menjadi kawasan wisata.
Foto Jateng
Menyusuri Jejak Kejayaan Tambang Mangan Kliripan Kulon Progo

Kawasan tambang mangan Kliripan ini berhenti beroperasi pada 1980-an. Kini kawasan tambang vertikal ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.Β Β Foto: Jalu Rahman Dewantara / detikJateng
Tambang mangan di Kliripan dulu mencakup areal seluas Β± 6.916 (luas delineasi), dengan hasil tambang mencapai puluhan ton per bulan.Β Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Saat ini bekas terowongan tambang yang berada di pekarangan warga telah tertutup tanah, seperti yang ditunjukkan oleh eks penambang, Sukiman, Kamis (29/9/2022).Β Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Dulu mangan hasil tambang dicuci di aliran sungai ini. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kolam ini dulunya merupakan salah satu bagian dari tambang mangan Kliripan. Oleh warga kawasan bekas tambang, ini dibuat menjadi kolam dan dulu sempat digunakan sebagai mata air MCK. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Merujuk surat kabar De locomotief: Samarangsch handels en advertentie Blad, bertanggal 25 Juni 1896, terdapat berita mengenai eksploitasi Kliripan sebagai lokasi tambang. Pada koran tersebut disebutkan bahwa tambang mangan Kliripan diresmikan pada Juni 1894 oleh pengusaha bernama H. W. van Dhfsen. Β Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Saat ini Kliripan telah ditetapkan sebagai salah satu warisan geologi atau geoheritage di DIY oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2021 lalu. Kawasan eks tambang mangan Kliripan kini sedang bersolek untuk menjadi kawasan geoheritage.Β Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJatengΒ