Peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember kerap dirayakan melalui berbagai kegiatan, baik di tingkat nasional maupun di lingkungan sekolah, instansi, dan komunitas. Salah satu rangkaian acara yang selalu hadir dalam peringatan tersebut adalah menyanyikan lagu Mars dan Hymne Hari Ibu.
Dalam setiap upacara peringatan Hari Ibu, lagu Mars Hari Ibu menjadi bagian penting dari susunan acara resmi. Mengacu pada Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), lagu ini dinyanyikan sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan terhadap peran perempuan, khususnya para ibu, dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Bagi detikers yang ingin mengetahui lirik, not lagu, sejarah, hingga makna Mars Hari Ibu, berikut detikJateng merangkum informasi lengkapnya.
Mars Hari Ibu dalam Peringatan 22 Desember
Peringatan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember identik dengan pengumandangan lagu Mars Hari Ibu. Bagi detikers yang sedang mencari lirik dan not lagu Mars Hari Ibu, berikut selengkapnya.
Lirik Lagu Mars Hari Ibu
Merdeka melaksanakan dharma perlambang tekad kaum wanita
Bahu membahu dengan kaum pria mencapai kemerdekaan bangsa
Mempersiapkan generasi muda jadi penerus perjuangan bangsa
Bulan Desember dua puluh dua tahun dua puluh delapan
Awal kesatuan gerak wanita Indonesia meningkatkan peran wanita jadi tekad kita
Menjadi mitra sejajar pria dalam pembangunan bangsa
Hari Ibu Indonesia pembangkit semangat juang kita
Not Lagu Mars Hari Ibu
Dikutip dari Buku Lagu-Lagu Daerah dan Nasional karya N. Simanungkalit, berikut ini notasi lagu Mars Hari Ibu.
Sejarah Lagu Mars Hari Ibu
Lagu Mars Hari Ibu diciptakan oleh Nortier Simanungkalit, atau lebih dikenal sebagai N. Simanungkalit, seorang komponis dan tokoh sentral dalam perkembangan seni paduan suara di Indonesia. Informasi mengenai pencipta lagu ini merujuk pada buku Lagu-Lagu Daerah dan Nasional karya N. Simanungkalit yang diakses melalui iPusnas.
N. Simanungkalit lahir di Tarutung, Sumatera Utara, pada 17 Desember 1929. Sejak muda, ia menaruh perhatian besar pada musik vokal dan paduan suara. Kiprahnya mulai menonjol ketika ia mendirikan dan menjadi dirigen pertama Paduan Suara Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1955. Selain itu, ia juga membentuk Paduan Suara Bahana Patria di Yogyakarta, yang turut berperan penting dalam perkembangan musik vokal di Indonesia.
Kontribusinya tidak berhenti pada pembinaan paduan suara. N. Simanungkalit juga dikenal sebagai penggagas Festival Paduan Suara Mahasiswa tingkat nasional yang pertama kali digelar pada 1978 dan terus berlangsung hingga kini. Ia kerap dipercaya menjadi juri berbagai kompetisi musik nasional, termasuk Pemilihan Bintang Radio dan Televisi, serta aktif dalam kegiatan pembinaan musik di berbagai daerah.
Di tingkat internasional, N. Simanungkalit pernah memimpin paduan suara Indonesia dalam misi kebudayaan ke sejumlah negara, seperti Tiongkok, Rusia, Korea Utara, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Ia juga terlibat dalam forum musik dunia di bawah naungan International Music Council (UNESCO) dan beberapa kali dipercaya menjadi juri festival paduan suara internasional. Atas dedikasi panjangnya dalam mengembangkan seni paduan suara, ia kemudian mendapat julukan "Bapak Paduan Suara Indonesia."
Salah satu karya pentingnya adalah Mars Hari Ibu, yang hingga kini terus dinyanyikan dalam setiap peringatan Hari Ibu di Indonesia.
Pemilihan tema dan semangat dalam Mars Hari Ibu tidak terlepas dari sejarah lahirnya Hari Ibu di Indonesia. Hari Ibu berakar dari Kongres Perempuan Indonesia pertama yang diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini bertujuan menyatukan berbagai organisasi perempuan dari berbagai daerah dalam satu wadah perjuangan bersama.
Kongres tersebut menjadi tonggak penting kebangkitan gerakan perempuan Indonesia. Melalui forum ini lahir Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) serta berbagai tuntutan yang berorientasi pada kemajuan perempuan, seperti perluasan akses pendidikan bagi anak perempuan, perbaikan aturan perkawinan, serta perlindungan bagi janda dan anak yatim. Semangat inilah yang kemudian menjadi landasan penetapan 22 Desember sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Makna Lagu Mars Hari Ibu
Lagu Mars Hari Ibu mengandung pesan yang kuat tentang semangat perjuangan perempuan Indonesia. Melalui liriknya, lagu ini menegaskan bahwa kaum perempuan memiliki tekad, tanggung jawab, dan peran yang setara dengan kaum pria dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Bagian lirik yang menyinggung persiapan generasi muda menekankan peran penting ibu sebagai pendidik pertama dalam keluarga. Ibu tidak hanya berperan dalam ranah domestik, tetapi juga menjadi sosok utama dalam menanamkan nilai-nilai perjuangan, moral, dan kebangsaan kepada generasi penerus.
Penyebutan tanggal 22 Desember 1928 dalam lirik lagu merujuk pada peristiwa bersejarah Kongres Perempuan Indonesia pertama. Momentum ini menandai awal kesatuan gerak perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak, peran, dan kesetaraan di tengah masyarakat.
Secara keseluruhan, Mars Hari Ibu mengajak masyarakat untuk memaknai Hari Ibu bukan sekadar sebagai perayaan kasih sayang, tetapi juga sebagai refleksi atas perjuangan, pengorbanan, dan kontribusi strategis perempuan dalam perjalanan pembangunan bangsa.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(par/par)