Ada cara unik untuk menyampaikan pesan menjaga lingkungan kepada masyarakat. Ya, lewat pertunjukan wayang sebagai strategi untuk menjaga lingkungan dari ancaman limbah sampah.
Salah satunya lewat pertunjukan wayang sampah di Desa Bakaran Wetan Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati pada Jumat (21/11/2025) malam. Penampilan wayang sampah dalam rangkaian Festival Berkat Bandeng ini mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan agar ekosistem ikan bandeng tetap terjaga.
Pertunjukan wayang ini dipentaskan sekitar jam 20.00 WIB. Wayang ini merupakan kreasi aneka jenis sampah yang disulap menjadi wayang. Wayang sampah ini dipentaskan dalang Ki Slamet Tewel dan diiringi oleh Gagego musik kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertunjukan itu sendiri Ki Slamet Tewel bercerita tentang petani yang menjaga kali ataupun irigasi dari sampah. Dengan begitu hasil ikan bandeng di tambak terjaga hasilnya tidak tercemar dari sampah.
Kepala Desa Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo, mengatakan penampilan wayang kulit sudah biasa dan terkenal di desanya. Oleh karenanya, pihaknya terpantik untuk menampilkan wayang sampah.
"Kalau wayang kulit di Bakaran Wetan sudah terkenal dan banyak dikenal, dan wayang sampah ini baru pertama kali diselenggarakan," kata Wahyu kepada detikJateng ditemui di lokasi, Jumat (21/11) malam.
Wayang sampah ini berasal dari limbah yang diubah menjadi bentuk wayang. Wayang ini menjadi media sosialisasi kepada petani bandeng ataupun masyarakat umum untuk menjaga lingkungan.
"Wayang sampah ini dari limbah dan ini adalah suatu bentuk gambaran kita sebagai petani harus menjaga lingkungan, menjaga irigasi, menjadi kali dari sampah-sampah itu," jelasnya.
"Sampah itu bisa dimanfaatkan dalam bentuk gambaran wayang sampah dan diperuntukkan sebagai hiburan," lanjut dia.
Salah satu panitia acara, Beni Dewa, mengatakan wayang ini dibuat dari sampah berupa plastik hingga limbah bambu.
"Wayang dibuat dari sampah murni, ada yang dibuat dari plastik, kantong kresek, limbah bambu dan macam-macam," terang dia ditemui di lokasi.
Pentas wayang sampah di Desa Bakaran Kecamatan Juwana, Pati, Jumat (21/11/2025) Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng |
Dari sampah itulah kemudian dibuat menjadi wayang. Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bijak menggunakan sampah.
"Dari sampah dikemas menjadi bentuk wayang. Itu menjadi strategi kebudayaan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa untuk lebih bijak menggunakan sampah yang berpotensi memunculkan sampah," jelasnya.
Lebih lanjut langkah ini sekaligus menjadi bentuk daur ulang sampah sehingga memiliki nilai ekologi. Sebab, sampah bisa menjadi ancaman untuk ekosistem tambak.
"Sampah itu akan mengganggu sungai, sungai itu akan menjadi salah satu sumber kehidupan di budidaya tambak," kata Beni.
"Makanya kita ambil tagline kaline resik bandeng e apik, itu dalam arti ketika sungai bersih maka hasil bandengnya akan menjadi lebih baik," lanjut dia.
Kades Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo, menambahkan penampilan ini rangkaian dari acara Festival Berkat Bandeng yang digelar 21-23 November 2025. Festival ini adalah untuk meningkatkan dan mempromosikan bandeng agar ke depan terus dilestarikan oleh petani.
"Tentu bicara soal bandeng ini tidak hanya berbicara soal tambak, tapi juga berbicara soal ekologi dan lingkungan maka kami berharap tradisi budaya krigan yang dimiliki oleh petani tambak untuk membersihkan irigasi sungai tambak itu bisa dilestarikan ditingkatkan petani tambak sehingga itu adalah menjadi sumber kehidupan bagi petani kehidupan," kata Wahyu.
Selain pentas wayang, ada berbagai rangkaian acara seperti pameran karya seni, pameran foto, ada penampilan wayang sampah, juga ada campursari.
"Besok ada pelatihan membatik, kemudian kirab petani tambak, ada rembuk kali, resik kali dan ada tradisi wiwit panen, pentas tari bandeng, dan ditutup panen bandeng," jelasnya.
"Puncak acara hari Minggu ada lomba olahan bandeng. Malamnya ada penutupan ditutup dengan hiburan dari congkrong jenaka," pungkas dia.
(ams/ams)












































