10 Contoh Tembang Pangkur Berbagai Tema dan Artinya

10 Contoh Tembang Pangkur Berbagai Tema dan Artinya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 17 Nov 2025 15:41 WIB
Ilustrasi not lagu
Ilustrasi tembang pangkur. Foto: Getty Images/iStockphoto/CJ_Romas
Solo -

Pangkur adalah satu dari sebelas tembang macapat yang dikenal. Sama seperti tembang-tembang lain, Pangkur memiliki aturan guru lagu, guru wilangan, dan guru gatranya tersendiri.

Menurut keterangan dari buku Baboning Pepak Basa Jawa tulisan Budi Anwari, guru lagu adalah bunyi vokal akhir kata setiap baris atau biasa dikenal sebagai rima. Guru wilangan adalah jumlah suku kata per baris, sedangkan guru gatra merupakan jumlah baris dalam satu bait tembang.

Tembang pangkur tersusun atas 7 gatra atau baris. Secara berurutan, jumlah suku kata dan rimanya adalah 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, dan 8i. Artinya, baris pertama tembang Pangkur tersusun atas 8 suku kata dengan rima a. Adapun baris kedua memiliki 11 suku kata dengan vokal akhir i.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar lebih jelas, detikers dapat menyimak sederet contoh tembang Pangkur di bawah ini dan artinya. Simak baik-baik sampai tuntas, ya!

ADVERTISEMENT

Contoh Tembang Pangkur dan Artinya

Dikutip dari LKPD Bahasa Jawa SMK Pontren Darussalam tulisan Devi Ayu Ristiana SPd, buku Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga tulisan Jhony Hady Saputra, buku Kajian Serat Wedatama: Kajian Sastra Jawa Klasik karya Bambang Khusen Al Marie, buku Macapat Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna oleh Zahra Haidar, dan buku Macapat Modern Dalam Sastra Jawa: Analisis Bentuk dan Isi karya Sri Haryatmo dkk, ini 10 contoh tembang Pangkur dan artinya:

Contoh #1

Mingkar mingkuring angkara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah Jawa
Agama ageming aji

Artinya:

Menghindari hawa nafsu angkara
Demi kesenangan mendidik anak
Terbalut keindahan dalam tembang
Diperpantas, ditata dengan seksama
Demi tersampaikannya ajaran luhur
Yang diperuntukkan tanah Jawa
Agama sebagai pakaian berharga

Contoh #2

Jinejer ing wedhatama
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
Mangke nedyan tuwa pikun
Yen tan mikani rasa
Yekti sepi sepa lir sepahasamun
Samasane pakumpulan
Goyak-ganyuk nglelingsemi

Artinya:

Telah disebutkan dalam wedhatama
Agar tidak tergenang genangan daya upaya
Sebab meskipun tua dan pikun
Jika tidak memahami rasa
Sungguh sepi hambar seperti sepah tersemar
Pada saat perkumpulan
Berperilaku memalukan

Contoh #3

Nggugu karsaning priyangga
Ora nganggo peparah lamun angling
Lumuh ingaran balilu
Uger guru aleman
Nanging jamna ingkang wus waspadeng semu
Sinamun ing samudana
Sesadon ing adu manis

Artinya:

Menuruti kehendak diri sendiri
Tidak memakai perhitungan ketika berkata
Tidak mau dianggap bodoh
Hanya mencari pujian
Tetapi (bagi) orang yang waspada terhadap gelagat
Menyamarkan dengan sikap merendah
Menanggapi dengan ramah

Contoh #4

Si pengung ora nglegewa
Sansayarda denira cacariwis
Angandhar-andhar angendhukur
Kandhane nora kaprah
Saya elok alangka longkanganipun
Si wasis waskhita ngalah
Ngalingi marang si pengung

Artinya:

Si bodoh tidak menyadari
Semakin bertambah-tambah dia banyak omong
Melantur kemana-mana
Bicaranya tidak masuk akal
Makin aneh tidak ada selanya
Si pintar memahami dan mengalah
Menutupi (kelakuan) si bodoh

Contoh #5

Mangkono ngelmu kang nyata
sanyatane mung weh reseping ati
Bungah ingaranan cubluk
sukeng tyas yen denina
Nora kaya si punggung anggung gumrunggung
Ugungan sadina-dina
Aja mangkono wong urip

Artinya:

Demikianlah ilmu yang sejati
Sebenarnya hanya menyenangkan hati
Gembira bila dianggap bodoh
Senang hati bila dihina
Tidak seperti si dungu yang sombong dan banyak suara
Ingin dipuja setiap hari
Jangan demikianlah hidup dalam pergaulan

Contoh #6

Uripe sapisan rusak
Nora mulur nalare ting saluwir
Kadi ta guwa kang sirung
Sinerang ing maruta
Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung
Pindha padhane si mudha
Prandene paksa kumaki

Artinya:

Hidup sekali saja rusak
Tidak berkembang akalnya berantakan
Bagai gua yang angker
Diterjang angin
Bergemuruh bergema tanpa makna
Seperti itulah anak muda yang kurang ilmu
Tetapi sangat angkuh

Contoh #7

Sekar pangkur kang winarna
Lelabuhan kang kanggo wong urip
Ala lan becik puniku
Prayoga kawruhana
Adat waton puniku dipun kadulu
Miwa ingkang tatakrama
Den keesthi siyang ratri

Artinya:

Tembang pangkur yang dilantunkan
Adalah tuntunan hidup bagi manusia
Segala yang baik maupun buruk itu
Sebaiknya dipahami dan disadari dengan benar
Adat, aturan, dan pedoman hidup itu harus dijadikan pegangan
Demikian pula tata krama dan sopan santun
Seyogianya dijaga dan diamalkan siang maupun malam

Contoh #8

Yuda kenaka carita
Pinethik ing sajroning Kitab Suci
Gusti Allah pan wus dhawuh
Lamun sira kuwasa
Gek age enggal budhala sira iku
Budhal marang Baitullah
Anindakna munggah kaji

Artinya:

Cerita dalam tembang Pangkur
Diambil dari Kitab Suci
Tuhan sudah memerintahkan
Jika engkau kuasa (mampu)
Cepat-cepat segera berangkat
Pergi ke Baitullah
Mengerjakan ibadah haji

Contoh #9

Purna mungkur sasi Ruwah
Njlirit alit praptane Sang Sandra di
Murwani pakaryan tuhu
Dhawuhe Kang Kuwasa
Sugeng rawuh marhaban Romadlon agung
Wulan agung candra suci

Artinya:

Lewat sudah bulan Ruwah
Njlirit kecil datangnya bulan pertama
Mulai pekerjaan benar
Perintah Yang Kuasa
Selamat datang bulan Romadon yang agung
Saya menyambut kedatanganmu
Bulan besar bulan suci

Contoh #10

Carita kang wus kawuntas
Tata cara myang adat kaum tani
Sawuse pari meh ngundhuh
Ani-ani pisanan
Datan kena tumindak agrusa-grusu
Kudu manut ing tatanan
Kang aran dicara methik

Artinya:

Cerita yang sudah lampau
Tata cara dan adat kaum tani
Ketika pagi hampir dipanen
Memetik padi pertama kali
Tidak boleh bertindak gegabah
Harus ikut aturan
Yang dinamakan cara memetik

Itulah 10 contoh tembang Pangkur dan artinya. Semoga membantu detikers untuk lebih memahami jenis tembang macapat satu ini, ya!




(par/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads