Pasar Dugderan di Kota Semarang menjadi daya tarik bagi masyarakat, terutama muda-mudi. Menghabiskan waktu di Pasar Dugderan jadi hiburan murah yang diminati masyarakat Kota Semarang, hingga 'Dugderan Date' jadi tren.
Gemerlap lampu pasar malam menghiasi Jalan Kyai Haji Agus Salim, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah. Jalanan yang biasanya diisi orang-orang ataupun motor yang mondar-mandir ke Pasar Johar menjadi penuh oleh para pengunjung Pasar Dugderan.
Suasana semakin semarak dengan hadirnya pasar malam, memantik tren baru yang disebut 'Dugderan Date'. Banyak pasangan muda yang memilih berkencan di Pasar Dugderan yang digelar pada 17-26 Februari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menikmati wahana permainan dan kulineran khas Dugderan. Bersama orang tersayang, muda-mudi ini pun bergandengan tangan menyusuri jalanan di Pasar Dugderan yang sempit.
Ada beberapa kegiatan yang bisa dipilih muda-mudi saat 'Dugderan Date', mulai dari menjajal aneka wahana yang memacu adrenalin hingga berburu kuliner yang dijajakan pelaku UMKM. Salah satu pengunjung asli Kota Semarang, Imelda (18), menceritakan kunjungannya ke Pasar Dugderan bersama kekasihnya.
"Tadi sih cuma jalan-jalan, baru lihat-lihat, tapi sebelumnya sudah sering ke sini. Tiap tahun pasti ke sini. Tahun ini datang ke sini memang niat nyobain Dugderan lagi," kata Imelda, Sabtu (22/2/2025) malam.
![]() |
Menurutnya, Pasar Dugderan adalah pilihan hiburan yang murah meriah. Berbagai kuliner dan wahana permainan di Pasar Malam mematok tarif yang cukup terjangkau. Tiket wahana permainan dihargai mulai dari Rp 15 ribu, sedangkan kuliner dijual mulai dari Rp 10 ribu.
"Aku merekomendasikan sih Pasar Dugderan buat dikunjungi, soalnya banyak wahana dan jajanan. Hitungannya buat hiburan juga murah. Harus nyobain wahananya, kayak bianglala itu romantis sama kora-kora itu menantang," ujarnya.
Hal senada dikatakan warga asli Kabupaten Kudus, Yogi (20). Yogi rela berangkat ke Kota Semarang untuk mengunjungi Pasar Dugderan bersama kekasihnya.
"Habis naik kora-kora, pusing, deg-degan. Naiknya berdua, tadi hampir 10 menit lamanya. Menurutku ini lebih seram, lebih tinggi dari yang sebelumnya," tutur Yogi.
Tiket untuk wahana kora-kora sendiri dihargai Rp 15 ribu per orang. Menurut Yogi, wahana itu cukup sepadan dengan tarif yang ditarik.
"Tahun ini Dugderannya ramai banget, walaupun di Kudus juga ada, tapi lebih seru di sini. Jadi sekalian aku jalan-jalan ke sini, habis ini langsung pulang ke Kudus," jelasnya.
Sementara itu, warga asli Banyumanik, Kota Semarang, Septiani (22), menikmati kuliner sambil bergurau bersama pasangannya. Keduanya pun duduk santai di bangku yang tersedia di trotoar.
Ia menilai, gelaran Pasar Dugderan tak hanya cocok jadi hiburan untuk keluarga, tapi juga cocok untuk menghabiskan waktu bersama pasangan. Terlebih, Pasar Dugderan tahun ini disebutnya lebih tertata.
"Kawasan Pasar Dugderannya lumayan tertata dibanding dulu. Ramai, tapi nggak terlalu sumpek," kata Septi.
"Worth it aja ke sini sama pacar, banyak yang bisa dilihat. Aku sih merekomendasikan orang yang punya pacar ke sini, asal nggak salah gandengan aja," kelakarnya.
Septi menilai Pasar Dugderan bisa jadi daya tarik tersendiri bagi Kota Semarang, sehingga harus terus dilanjutkan. Apalagi, tak banyak daerah yang memiliki agenda rutin menjelang Ramadan.
"Tempat ini juga pilihan yang pas menjelang Ramadan karena di Semarang cuma ada ini," terangnya.
Tren 'Dugderan Date' pun menjadi bukti Pasar Dugderan bukan hanya sekadar tempat berbelanja atau hiburan semata. Namun, Pasar Dugderan juga menciptakan momen spesial bagi pasangan yang ingin menikmati suasana pasar malam yang hangat dan penuh keseruan.
(ams/rih)