Hari ini, Senin (7/10/2024) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatah dengan 3 Bakdamulud 1958, berada di Tahun Je, Windu Sancaya dan Wuku Langkir.
Senin Pahing
Weton (hari kelahiran) Senin Pahing memiliki neptu 13. Pada umumnya, pemilik weton baik hati, jujur, ringan tangan atau suka menolong. Namun kadang juga keras.
Pangarasan
Pangarasan pada weton Senin Pahing ini adalah Lakuning Lintang. Sifat positifnya memberikan arah dan suri teladan bagi siapa saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi kadang-kadang cenderung tidak menetap, misalnya dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Pancasuda
Sedangkan Pancasuda weton Senin Pahing ini adalah Bumi Kapetak, Orang berweton ini bertipe pekerja keras, kuat menahan kekecewaan dan penderitaan, suka kerapian dan kebersihan.
Namun dia juga memiliki sifat negatif yakni pendendam. Selain itu kebaikannya tidak terlihat orang lain.
Wuku Langkir
Wuku Langkir, lambang dewanya Bathara Berawa (Bathara Kala), berwatak angkara, mengusik orang lain. Akan tetapi jika berupaya menempuh laku kewaskitaan segera memahami, disebabkan oleh hatinya yang tajam dan pandai, sehingga apa yang diajarkan kepadanya segera dapat dikuasai.
Kayunya ingas dan cemara yang roboh, artinya tak dapat dipakai berteduh. Wataknya pemberani, lagi pula senang dipuji. Bagaikan gunung bergemuruh, apa yang dibicarakan menakutkan, tapi tidak berefek negatif.
Lambangnya banteng yang berani, pemberani namun kurang perhitungan.
Bahayanya jika bertengkar, melakukan kejahatan, dan dijahili orang. Kala di Tenggara, selama 7 hari di wuku tersebut jangan pergi ke Tenggara untuk urusan yang sangat penting.
Senin Pahing Wuku Langkir
Pada hari Senin Pahing di wuku ini adalah hari yang membawa pengaruh baik dan selamat. Anak yang dilahirkan pada hari ini maka kelak rezekinya banyak, lagi pula pandai.
Namun demikian, hari ini juga termasuk hari Samparwangke yang tidak baik untuk melaksanakan aktivitas penting seperti pernikahan, mendirikan bangunan, dan sebagainya.
[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli Penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo. Tayang rutin di detikJateng setiap pagi]
(ahr/ahr)