Insiden Perahu Terbalik Warnai Larung Kambing Kendit di Pantai Genjik

Insiden Perahu Terbalik Warnai Larung Kambing Kendit di Pantai Genjik

Rinto Heksantoro - detikJateng
Minggu, 28 Jul 2024 15:03 WIB
Perahu nelayan terbalik saat prosesi sedekah laut di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Purworejo, Minggu (28/7/2024).
Perahu nelayan terbalik saat prosesi sedekah laut di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Purworejo, Minggu (28/7/2024). (Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng)
Purworejo -

Nelayan di Kabupaten Purworejo, menggelar ritual sedekah laut dengan melarung kambing kendit ke tengah Laut Selatan sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Insiden perahu terbalik serta nelayan tertindih perahu sempat mewarnai prosesi ritual ini.

Sedekah laut yang digelar setiap bulan Sura ini dipusatkan di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Purworejo. Para nelayan melarung ancak sesaji berisikan satu ekor kambing kendit, ingkung ayam jago dan merpati, bebek, hasil bumi, bunga tujuh rupa serta ubo rampe lainnya ke tengah lautan, Minggu (28/7/2024).

Adapun kambing kendit sendiri merupakan kambing yang berwarna hitam dengan garis putih melingkar di bagian perut hingga punggung. Garis tersebut berbentuk seperti kendit atau jarik yang melingkari perut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai rasa syukur tiap sura mengadakan sedekah laut. Yang dilarung ada kepala kambing kendit, jeroan diambil terus dijahit kembali, ada ingkung merpati, bebek goreng, buah dan lain-lain," kata Kades Kertojayan, Tri Rapi Pangestuti saat ditemui detikJateng di lokasi.

Prosesi larung digelar di tengah laut sekitar satu kilometer dari bibir pantai. Belasan perahu beriringan membawa ubo rampe yang telah dipersiapkan untuk dilarung ke pantai selatan.

ADVERTISEMENT

Sebelum dibawa ke tengah laut dengan menggunakan perahu, sedekah laut diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa. Selain sebagai wujud syukur ritual tersebut juga bertujuan untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar hasil panen ikan ke depannya semakin melimpah.

"Kami mengolaborasikan antara wisata dan kepercayaan religi. Mudah-mudahan hasil panen ikan semakin melimpah," imbuhnya.

Ribuan pengunjung dari berbagai daerah pun tumplek blek membanjiri Pantai Genjik. Setelah ritual di tengah laut usai digelar, perahu nelayan pengiring yang sebelumnya membawa hasil bumi kemudian menepi. Warga yang sudah menunggu sedari tadi pun berlarian menghampiri perahu untuk saling berebut makanan yang tersisa diiringi sorak sorai pengunjung lain.

Namun, ritual tersebut sempat diwarnai insiden salah satu perahu pengiring terbalik saat hendak berangkat ke tengah laut. Beruntung, empat nelayan yang jatuh ke air selamat dan tidak ada yang terluka.

"Yang njempalik (terbalik) tadi ada yang sebelah barat pas berangkatnya, nelayan selamat semua, aman," ucap Tim P3K Puskesmas Grabag, Siti Mariyam yang bertugas di lokasi.

Tak hanya insiden perahu terbalik, peristiwa nahas lain menimpa salah satu nelayan Amiruddin (37) yang mengalami patah tulang paha kanan. Nelayan itu tertindih kapal saat hendak menyelamatkan anak kecil yang bermaksud mengambil jajanan dari atas kapal.

"Kapal dari tengah perjalanan mau minggir ke pantai, tapi ada anak kecil mau ambil jajanan di kapal. Terus ada ombak besar datang dan nelayan itu menyelamatkan anak kecil itu supaya nggak kena kapal kan kalau ada ombak kapalnya goyang-goyang. Anak kecilnya itu ditarik biar nggak kena kapal, tapi malah Pak Amir sendiri yang kena ombak jatuh dan ketindihan kapal. Jadi patah tulang paha kanan terus dibawa ke RS Tjitrowardjojo Purworejo," jelas Siti.




(aku/apl)


Hide Ads