Mengapa Banyak Orang Jawa di Suriname? Simak Sejarahnya

Mengapa Banyak Orang Jawa di Suriname? Simak Sejarahnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 12 Jul 2024 12:42 WIB
Suriname: Mengapa makanan Jawa seperti soto dan pecel sangat populer dan diterima di Suriname?
Ilustrasi orang Jawa di Suriname Foto: BBC Magazine
Solo -

Orang Jawa tidak hanya tersebar di wilayah Indonesia. Ternyata, salah satu suku yang besar di Indonesia ini juga banyak dijumpai di Suriname. Namun, mengapa banyak orang Jawa di Suriname?

Sebelum membahas sejarahnya, apakah detikers tahu di mana letak Suriname? Suriname merupakan salah satu negara yang terletak di Amerika Selatan. Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Keuangan, ada satu kesamaan yang dimiliki Indonesia dan Suriname, keduanya merupakan wilayah koloni Belanda pada masa penjajahan.

Penasaran mengapa banyak orang Jawa di Suriname? Mari simak penjelasannya yang dirangkum dari buku Asal-usul & Sejarah Orang Jawa oleh Sri Wintala Achmad, Suriname di Mata Diplomat oleh D Supratikto, serta artikel ilmiah Where Is Home? Changing Conceptions of the Homeland in the Surinamese-Javanese Diaspora oleh Rosemarjin Hoefte dan Harlette Mingoen berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Migrasi Orang Jawa ke Suriname

Sejarah kedatangan orang Jawa ke Suriname dimulai pada tanggal 9 Agustus 1890, ketika gelombang migrasi pertama tiba di pantai Suriname. Mereka datang sebagai buruh kontrak untuk bekerja di perkebunan.

Terdapat perkebunan tebu, kopi, dan kakao yang semuanya dimiliki oleh sebuah perusahaan perdagangan Belanda bernama Nederlandse Handel-Maatschappij (NHM). Migrasi ini diorganisir oleh NHM untuk menggantikan pekerja perkebunan yang sebelumnya adalah budak. Pasalnya, perbudakan dihapuskan pada tahun 1863 dan masa percobaannya selesai pada 1873.

ADVERTISEMENT

Meskipun awalnya hanya direncanakan sebagai pekerja kontrak, sebagian besar dari 33.000 orang Jawa yang tiba antara tahun 1890 hingga 1939 memilih untuk tinggal di Suriname setelah kontraknya berakhir. Mereka diberikan tanah dan sedikit uang sebagai insentif untuk kembali ke Jawa, tetapi kebanyakan memilih untuk membangun kehidupan baru di Suriname.

Pada awal abad ke-20, fokus pemerintah kolonial beralih dari pertanian skala besar ke pertanian kecil. Pertanian ini kemudian dijalankan oleh pendatang yang berasal dari Jawa dan Hindustan.

Keberadaan Orang Jawa Memperkaya Budaya Suriname

Pengalaman migrasi ini tidak hanya mempengaruhi identitas mereka sebagai orang Jawa, tetapi juga memperkaya budaya Suriname dengan warisan seni dan musik Jawa, termasuk penggunaan kembali instrumen gamelan yang dibuat dari bahan-bahan lokal seperti besi dari tong minyak dan rel kereta api. Mereka membawa dengan mereka tidak hanya ingatan tetapi juga ekspresi budaya mereka, seperti wayang kulit dan tarian klasik, yang terus dijaga dan dipertahankan di tengah kondisi kehidupan yang baru dan serba sulit di Suriname.

Selama lebih dari setengah abad, hubungan antara Jawa dan Suriname tetap terjalin, terutama dalam konteks politik dan sentimen nasionalisme di antara komunitas Jawa-Suriname. Migrasi ini juga memiliki dampak signifikan terhadap demografi dan ekonomi di Jawa, yang mengarah pada kebijakan transmigrasi pertama di Indonesia pada masa kolonial Belanda, memindahkan sejumlah keluarga dari Jawa Tengah ke Lampung.

Sebagai hasil dari migrasi ini, hubungan budaya antara Jawa dan Suriname terus berkembang, menggambarkan bagaimana interaksi antar budaya dapat membentuk identitas dan kehidupan komunitas di tempat-tempat yang jauh dari tanah asal mereka.

Sudah tidak penasaran lagi mengapa banyak orang Jawa di Suriname kan, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads