Umat Islam akan merayakan Idul Adha pada hari Senin, 17 Juni 2024/1445 H. Terdapat suatu tradisi yang digelar untuk menyambut Hari Raya Idul Adha oleh masyarakat Jawa Tengah, yaitu Apitan.
Dikutip dari jurnal IKIP Veteran, tradisi Apitan telah dilakukan sejak zaman Sunan Kalijaga sebagai wujud keindahan. Keindahan tersebut tampak dalam susunan berbagai makanan, minuman, tempat serta pakaian yang digunakan ketika perayaan.
Namun, apakah detikers sudah tahu mengenai tradisi Apitan itu sendiri? Yuk, langsung sama simak uraian dari tim detikJateng di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Tradisi Apitan?
Apitan merupakan acara selamatan sebagai bentuk syukur terhadap rezeki berupa hasil bumi yang diberikan Tuhan. Oleh sebab itu, tradisi ini juga dapat disebut dengan sedekah bumi.
Selanjutnya, bentuk pelaksanaan dari tradisi Apitan juga sangat beragam. Berbagai bentuk tersebut meliputi kegiatan pengajian, arak-arakan hingga tasyakuran yang dilakukan di jalan-jalan desa, balai desa, mushola ataupun di tempat lainnya.
Bagaimana Pelaksanaan dari Tradisi Apitan?
Di Jawa Tengah terdapat berbagai macam tradisi yang berjalan secara turun-temurun. Nah, tradisi Apitan merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Pati, Grobogan, Blora, hingga Semarang.
Pelaksanaan tradisi ini terletak di antara dua Hari Raya Islam yaitu, Idul Fitri, dan Idul Adha. Karena waktu digelarnya terjepit maka disebut dengan tradisi Apitan oleh masyarakat.
Selain itu, Apitan juga telah menjadi kebiasaan oleh Wali Songo pada saat itu sebagai wujud keindahan perayaan menyambut Idul Adha. Sehingga, tak heran jika tradisi ini semakin terus dikuatkan dengan berbagai bentuk promosi hasil panen, hasil laut, pakaian adat, budaya, ataupun hal terkait lokalitas lainnya.
Perayaan Tradisi Apitan di Jawa Tengah
Berikut merupakan rangkuman uraian perayaan tradisi Apitan dalam berbagai daerah di Jawa Tengah.
1. Semarang
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, pelaksanaan tradisi Apitan di Semarang biasanya dimulai dengan pengajian atau pembacaan doa, kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan hasil bumi dan juga hiburan khas dari masyarakat lokal.
2. Demak
Dikutip dari laman resminya, masyarakat Kabupaten Demak umumnya melaksanakan tradisi Apitan dengan membawa berbagai macam hasil bumi, lengkap dengan nasi, lauk pauk, buah-buahan, dan juga masakan tradisional setempat. Selanjutnya, dilakukan juga kegiatan semacam karnaval dan juga perlombaaan.
3. Grobogan
Kembali mengutip dari sumber jurnal IKIP Veteran, masyarakat desa Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan memaknai tradisi Apitan sebagai memberikan sedekah kepada bumi untuk keselamatan. Oleh sebab itu, Apitan dilakukan dengan prosesi menyembelih kerbau atas nama Allah sebagai sedekah bumi.
Demikianlah uraian rangkuman informasi mengenai tradisi Apitan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Selamat menyambut Hari Raya Idul Adha 2024/1445 H dan semoga bermanfaat, Lur.
Artikel ini ditulis oleh Nindasari, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/apu)