Meriahnya Pelarungan Kepala-Kaki Kambing di Syawalan Tasikagung Rembang

Meriahnya Pelarungan Kepala-Kaki Kambing di Syawalan Tasikagung Rembang

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Kamis, 18 Apr 2024 14:39 WIB
Larung sedekah laut di Desa Tasikagung, Kabupaten Rembang, Kamis (18/4/2024).
Larung sedekah laut di Desa Tasikagung, Kabupaten Rembang, Kamis (18/4/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang -

Tradisi larung sedekah laut untuk memperingati Syawalan di Tasikagung, Kabupaten Rembang, hari ini berlangsung meriah. Anak-anak hingga orang dewasa antusias mengikuti rangkaian upacara melarungkan sesaji ke laut.

Pantauan detikJateng di lokasi, Kamis (18/4) pukul 08.26 WIB, pertama-tama sajen atau persembahan sedekah laut diarak keliling desa oleh warga Desa Tasikagung. Selanjutnya, sajen diarak menggunakan perahu menuju tengah laut.

Sebelum prosesi melarung, puluhan warga Tasikagung yang mengikuti arak-arakan menggunakan perahu, bersama-sama melantunkan doa di atas perahu masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larung sedekah laut di Desa Tasikagung, Kabupaten Rembang, Kamis (18/4/2024).Larung sedekah laut di Desa Tasikagung, Kabupaten Rembang, Kamis (18/4/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Rute arak-arakan sesaji sedekah laut sekaligus pawai sebelum melarung sajen yang melewati jalur Pantura sempat menyebabkan kemacetan. Petugas pun mengalihkan arus kendaraan melalui jalur alternatif Tireman-Galonan dan Galonan-Pentungan.

Tokoh masyarakat Desa Tasikagung yang memimpin prosesi melarung sedekah laut, Kurdi menuturkan tradisi ini sudah turun-temurun. Menurutnya, tradisi itu sebagai ungkapan syukur masyarakat nelayan atas hasil laut yang selama ini mereka peroleh.

ADVERTISEMENT

"Yang dilarung ada kepala kambing, kaki kambing, ada kelapa hijau juga," kata Kurdi kepada detikJateng usai memimpin upacara larung sedekah laut di atas perahu, Kamis (18/4/2024).

Sedekah laut berupa kepala dan kaki kambing yang dilarung itu dibungkus kain putih dan ditaruh di atas sebuah miniatur kapal. Sebelum dilepas ke laut, miniatur kapal itu dibawa mengitari perairan sekitar Pantai Tasikagung terlebih dahulu menggunakan perahu.

Kata Kurdi, pelaksanaan tradisi larung sedekah laut untuk memperingati Syawalan tidak ada ketentuan khusus secara pasaran Jawa.

"Tidak ada kalau itu. Yang penting jangan hari Rabu karena pantangannya sini (Tasikagung) itu Rabu. Kemarin kan Lebarannya Rabu, jadi larung sedekah lautnya diundur Kamis," tutur Kurdi.

Kepala Desa Tasikagung, Riyanto mengatakan pelaksanaan sedekah bumi untuk memperingati Syawalan kali ini lebih meriah dari tahun sebelumnya.

"Alhamdulillah kali ini bisa digelar meriah lagi, setelah sebelumnya beberapa tahun digelar sederhana karena pandemi COVID-19. Warga senang dan bahagia lagi, karena akhirnya bisa sedekah laut lagi seperti sebelum-sebelumnya," ujar Riyanto kepada wartawan.

Rangkaian acara untuk merayakan momen Syawalan oleh pihak Desa Tasikagung berlangsung sejak 17 April hingga 27 April. Diisi dengan sejumlah acara, mulai dari pentas kesenian barong dan karawitan, kirab dan larung sesaji, sandiwara tradisional Jawa atau ketoprak dan wayang, pertunjukan musik dangdut, hingga selawat dan doa bersama.

Hingga pelaksanaan tradisi larung sedekah laut usai pada pukul 11.00 WIB, lalu lintas di Jalur Pantura Rembang khususnya di sekitar Desa Tasikagung tampak tersendat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lalu-lalang warga yang mengunjungi Taman Kartini dan Desa Tasikagung untuk merayakan momen Syawalan.

Petugas dari Satuan Lalu Lintas Polres Rembang berjaga di sejumlah titik untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan agar tetap lancar.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads