Sosok novelis Nh Dini dinilai layak menjadi role model bagi warga Semarang. Sayangnya Nh Dini tak banyak dikenal oleh anak muda, bahkan di kampung halamannya sendiri.
Hal itulah yang mendasari terselenggaranya pameran arsip dan tulisan bertajuk Dini Kita Nanti di Collabox Creatif Hub, Jalan Indraprasta, Semarang. Pameran itu dilaksanakan sejak 29 Februari dan akan berakhir pada 3 Maret.
Pameran itu memang tak bisa dibilang besar. Di sana, ditampilkan arsip foto, lukisan, rajutan, hingga potongan koran yang mencantumkan nama Nh Dini. Pengunjung juga bisa menikmati video dokumenter yang berisi cerita kerabat tentang Nh Dini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, ada harapan besar agar Nh Dini bisa dijadikan inspirasi bagi warga yang hidup di tempat kelahirannya. Terutama bagi pegiat industri kreatif di Semarang.
"Ini pergerakan untuk memperkenalkan, menjadi kan Nh Dini sebagai inspirasi," kata penyelenggara pameran tersebut Gemma Tedjokusumo, Jumat (1/2/2024).
Nh Dini sendiri sebenarnya bernama lengkap Nurhayati Srihardini. Dia lahir di tahun kabisat atau 29 Februari 1936 di Semarang dan wafat pada 14 Desember 2018.
Meski dikenal sebagai novelis, Nh Dini juga banyak menulis puisi, cerpen, naskah drama, hingga membuat lukisan. Novel berjudul Gunung Ungaran yang menceritakan kisahnya di usia senja dikenal sebagai novel terakhirnya.
Salah satu arsip yang dipamerkan di sana juga menceritakan bahwa Nh Dini sudah berkarya sejak usia 16 tahun. Tercatat puluhan buku yang sudah diterbitkan oleh ibu dua anak tersebut.
Namun, dalam catatan Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, tercatat Nh Dini sudah membuat karangan sejak usia 9 tahun. Tulisan itu berjudul 'Merdeka dan Merah Putih' yang dianggap membahayakan Belanda.
Dari pameran itu, juga diketahui bahwa Nh Dini ternyata merupakan pelukis ulung. Ada 12 lukisan dan sejumlah kain rajutan hasil tangan Nh Dini yang ikut dipamerkan di sana.
"Ada juga yang menghubungi saya lewat Whatsapp, tanya masih ada space nggak, karena dia punya lukisan Nh Dini, tapi akhirnya kita memilih hanya menampilkan lukisan Nh Dini yang ada di PDS HB Jassin," kata Gemma.
Berawal dari Sahabat Nh Dini
Sebagai penyelenggara, Gemma sendiri mengaku bahwa awalnya dia sama sekali tak mengenal Nh Dini. Perkenalannya dengan Nh Dini justru diawali saat dirinya bertemu dengan Sulis Bambang, sastrawan dari Bengkel Sastra Taman Maluku.
"Ibu Sulis adalah termasuk orang-orang yang mendampingi Nh Dini di hari-hari akhirnya, bisa dibilang sahabatnya," ujarnya.
Pertemuan keduanya terjadi dalam sebuah acara beberapa bulan lalu. Saat itu, tiba-tiba Sulis menanyakan sosok Nh Dini kepada perempuan berusia 22 tahun itu.
![]() |
Ketidaktahuan Gemma tentang Nh Dini justru membuat Sulis banyak bercerita. Saat itu, Gemma juga sedang gelisah terkait kurangnya sosok yang bisa dijadikan role model oleh pegiat seni kreatif di Semarang.
"Bisa bilang semesta banget ya, kebetulan kita berdua lagi di talkshow. Sebenarnya sejak kecil saya kenal dengan Bu Sulis, tapi yang kenal biasa aja nggak banyak ngobrol. Terus dia cerita 'kenal nggak Nh Dini, tahu nggak Nh Dini. Kita cerita agak lama, ngobrol-ngobrol di situ, yaudah yuk kita ngobrol-ngobrol lagi saya ajak berbagai pihak bareng-bareng ketemu dan terbentuklah Dini Kita Nanti," jelasnya.
Sulis juga disebut sosok kunci yang bisa mengenalkan dirinya ke teman-teman Nh Dini dan keluarga yang lain. Hingga akhirnya dalam dua bulan pameran itu bisa terlaksana termasuk pembuatan video dokumenter yang menceritakan sosok Nh Dini.
Tak hanya proses kreatif dalam berkarya, Gemma juga berharap keberanian Nh Dini bisa dijadikan inspirasi. Gemma, bahkan tak menyebut berbagai penghargaan baik nasional dan internasional di dunia sastra ketika mengungkap apa yang paling dikaguminya dari Nh Dini. Dia justru kagum dengan keberanian Nh Dini.
"Saya melihat sosok Dini tuh seorang yang berani untuk melawan arus, seorang yang berani menjadi individu yang sendiri, yang unik sekali, dan fight dengan kreativitasnya. Waktu itu dia fight tentang gender equality ya di masa-masa kita tahu ya belum banyak orang bicara tentang itu," katanya.
(ahr/cln)