Hari ini, Rabu (4/10/2023) bertemu dengan pasaran Pon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 18 Mulud 1957, berada di Tahun Jimawal, Windu Sancaya, dan Wuku Madhangkungan.
Rabu Pon
Weton (hari kelahiran) Rabu Pon memiliki neptu 14. Kecenderungannya berbudi halus, sopan, hati-hati dan waspada serta agak lumayan rezekinya. Akan tetapi mudah terkejut atau heran, suka pamer atau suka memperlihatkan harta kekayaan dan kepandaiannya, senang dipuji, kadang-kadang juga muncul sifat kerasnya.
Perasaannya tajam sehingga mudah tersinggung dan menyesali yang telah terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangarasan
Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Rembulan, artinya simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan.
Pancasuda
Adapun Pancasuda weton ini Bumi Kapetak. Bertipe pekerja keras, kuat menahan kekecewaan dan penderitaan, suka kerapian dan kebersihan. Namun memiliki sifat negatif yakni pendendam. Selain itu kebaikannya tidak terlihat orang lain.
Wuku Madhangkungan
Wuku Madhangkungan, lambang dewanya Bathara Basuki, cakap dalam berbicara, serba menerima keadaan yang ada dan pandai bersyukur. Gedungnya di atas, siapa saja yang melihat merasa senang, banyak akal. Selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan.
Pohonnya plasa, menjadi hiasan hutan, yang melihat senang, tetapi orang yang mendapat pengetahuan darinya, sulit mempraktikkannya.
Burungnya pelung, senang di air, tak suka berhura-hura, senang di tempat sepi. Apa saja yang dipikirkan tidak bisa diputuskan seketika, perlu direnungkan dahulu, baru mengambil keputusan.
Digambarkan seperti burung perkutut hinggap di puncak gunung, menyombongkan kepandaiannya, memang agak berlagak cendekia atau alim, namun ada unsur keraguan di hatinya.
Lambangnya buaya angurak, dihormati orang lain. Bahayanya jika terkena umpatan orang. Kala ada di Timur, selama 7 hari di wuku tersebut jangan pergi ke Timur untuk urusan yang sangat penting.
Rabu Pon Wuku Madhangkungan
Pada hari Rabu Pon di wuku adalah hari yang buruk untuk semua pekerjaan. Pada hari ini banyak fitnah bertebaran, sangat mudahnya menyebarkan kabar yang berbeda dari kenyataannya. Namun demikian ada baiknya untuk memikat atau menjerat burung.
[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo. Tayang rutin di detikJateng setiap pagi]
(ahr/rih)