Terdapat berbagai macam tembung dalam Bahasa Jawa yang bisa diketahui, salah satunya adalah tembung camboran wutuh. Tak jauh berbeda dengan Bahasa Indonesia, prinsip, unsur pembentuk kalimat, dan jenis kalimat dalam Bahasa Jawa pun terbilang mirip.
Dikutip dari Buku Pepak Basa Jawa (2020) karya Romdonah, dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan adanya kata majemuk, sementara itu dalam Bahasa Jawa disebut dengan "Tembung Camboran".
Tembung camboran adalah dua kata yang berbeda artinya kemudian digabung menjadi satu. Kedua kata tersebut apabila digabung kemudian menghasilkan makna baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tembung camboran wutuh adalah tembung camboran yang dua kata penyusunnya masing-masing tidak dikurangi maupun ditambah jumlah suku katanya.
20 Contoh Tembung Camboran Wutuh
- Meja tulis: Meja yang digunakan untuk menulis.
- Sambel goreng: Nama makanan, biasanya terbuat dari kentang, santan, cabai, hati ayam dan krecek.
- Buku tulis: Buku yang digunakan untuk menulis
- Pensil warna: Pensil yang memiliki warna dan digunakan untuk mewarnai.
- Bala pecah: Barang-barang yang mudah pecah, contoh: gelas, piring.
- Semar mendem: Nama makanan dari ketan.
- Juru kunci: Orang yang diberi tugas untuk menjaga tempat-tempat keramat.
- Kala menjing: Jakun pada laki-laki
- Uwong ala: Orang jahat.
- Atos atine: Keras hatinya.
- Pagar kayu: Pagar yang terbuat dari kayu.
- Lemari kaca: Lemari yang terbuat dari kaca.
- Mega mendung: Nama motif batik.
- Parang rusak: Nama motif batik.
- Gantung siwur : Istilah keturunan ke-7 dalam keluarga.
- Pager mangkok: Metafora masyarakat Jawa yang berarti sifat saling peduli satu sama lain, terutama antar tetangga.
- Edi peni: Indah, bagus, cantik.
- Gagah prakosa: Gagah perkasa.
- Buku gambar: Buku yang digunakan untuk menggambar.
- Bapak biyung: Bapak dan ibu.
Nah, itulah pengertian dan contoh tembung camboran wutuh. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(par/sip)