Sebab Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo dan Puro Mangkunegaran Berbeda Hari

Sebab Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo dan Puro Mangkunegaran Berbeda Hari

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 18 Jul 2023 17:21 WIB
Kirab kerbau bule di malam 1 Suro, Solo, Selasa (11/9/2018).
Kirab kerbau bule di malam 1 Suro, Solo. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo -

Peringatan malam 1 Suro oleh Keraton Solo dan Puro Mangkunegaran kali ini tidak dilaksanakan pada hari yang sama, tidak seperti tahun sebelumnya.

Puro Mangkunegaran menggelar kirab malam 1 Suro pada Selasa (18/7). Sedangkan Keraton Solo baru menggelar kirab malam 1 Suro pada Rabu (19/7) malam.

"Kami punya patokan sendiri, Mangkunegaran juga ada patokan sendiri," kata Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dani Nur Adiningrat saat dihubungi detikJateng, Selasa (18/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dani mengatakan, penentuan 1 Suro Keraton Solo menggunakan perhitungan asopon. Dia menjelaskan asopon merupakan tahun alit atau jatuhnya Selasa Pon.

"Kalau Keraton Solo punya catatan sendiri, yaitu lewat perhitungan asopon. Itu adalah tahun alit, jatuhnya Selasa Pon," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dari perhitungan itu, kata Dani, 1 Suro jatuh pada Kamis Pahing atau tanggal 20 Juli 2023.

"Ini jatuhnya 1 Suro di Kamis Pahing. Kenapa kami mulainya di Rabu malam, berdasarkan perhitungan Jawa pergantian hari sudah ikut hari berikutnya," jelasnya.

Sementara itu Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, Lilik Priarso Tirtodiningrat mengatakan Puro Mangkunegaran mengikuti tanggal merah pemerintah yang sudah ditetapkan. Dia menjelaskan, perhitungan 1 Suro di Puro Mangkunegaran menggunakan perhitungan Aboge.

Sebab, Lilik menerangkan, setidaknya sudah dua kali masyarakat yang datang ke Puro Mangkunegaran merasa kecele karena kirab 1 Suro ternyata belum diselenggarakan.

"Itu kalau Jawa ada aboge sama abangyah. Itu kejadian begini, beberapa kali dengan kalender pemerintah berbeda, dulu dengan kalender Jawa sendiri seperti Keraton sekarang. Pernah dua kali bikin orang kecele, sudah datang ke sini kirab masih besok," ungkapnya.

Lalu, kata Lilik, dengan kebijaksanaan Mangkunegoro IX, pihaknya mengikuti kalender pemerintahan. Pasalnya selama ini masyarakat mengetahui bahwa malam 1 Suro seperti dalam kalender pemerintah.

"Kebijaksanaan Mangkunegoro putuskan kalender merah yang kita ikuti, wis rasah (sudah tidak usah) fanatik-fanatik, orang luar kan nggak ngerti, yang bener kalender yang mana kan nggak ngerti. Orang luar menganggap kalender merah itu 1 Suro," jelasnya.

Menurut Lilik, tak ada persoalan meskipun memperingati malam 1 Suro dilaksanakan pada hari yang berbeda. "Nggak ada masalah kalau beda," ucapnya.

Ia menambahkan, ada siklus perbedaan setiap 8 tahun untuk menentukan 1 Suro. "Ada setiap sewindu, 8 tahun sekali pasti beda dengan Keraton," pungkasnya.




(dil/rih)


Hide Ads