Warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, menggelar tradisi Megengan di kompleks masjid dan makam Sunan Muria. Dalam tradisi menyambut Ramadan itu, warga berziarah lalu makan bersama di makam salah satu Wali Sanga tersebut.
Pantauan di lokasi, Rabu (22/3), warga berdatangan ke Makam Sunan Muria di Desa Colo, Dawe, dengan membawa berkat berisi makanan.
Warga terlebih dahulu berdoa di makam Sunan Muria. Setelah itu warga bersama-sama menyantap ingkung dan ayam panggang yang mereka bawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, Mastur mengatakan banyak warga yang berdatangan ke Makam Sunan Muria untuk menyelenggarakan Tradisi Megengan.
"Ini Tradisi Megengan secara umum, karena perekonomian masyarakat Colo dan sekitarnya betul-betul terkait dengan keberadaan makam Sunan Muria," kata Mastur, Rabu (22/3/2023).
"Di samping mengakui eksistensi Sunan Muria, mereka juga mengakui bahwa secara dunia tergantung dengan keberadaan makam Sunan Muria," imbuh dia.
Menurut Mastur, tradisi Megengan merupakan simbol rasa syukur warga Colo atas segala karunia Tuhan.
"Secara musiman seperti bulan Syaban menjelang Ramadan, mereka berziarah, selamatan dan syukuran semacam ini. Ini hampir seluruh warga Colo, Kajar, Kuwukan, dan Dukuhwaringin," jelasnya.
Mastur menjelaskan, berkat yang dibawa warga itu terdiri dari ayam panggang dan kulupan urap.
"Kebanyakan panggang ayam tanpa bumbu terkait keberadaan Mbah Sunan Muria, kemudian lauk pauk tempe ikan teri dan yang lain disangrai," terang Mastur.
Salah satu warga Colo, Tri Mulyani bersama rombongan keluarganya rutin berziarah ke Makam Sunan Muria tiap menjelang Ramadan.
"Tadi ziarah terus makan-makan, bawa ayam panggang. Ini bentuk syukur atas rezeki Allah," ujar Tri.
(dil/dil)