Hari ini, Selasa (31/1/2023) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 9 Rejeb 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya, dan Wuku Julungpujut.
Weton (hari kelahiran) Selasa Pahing memiliki neptu 12. Kecenderungan umumnya boros, hatinya agak lemah, tapi jika sudah marah sulit dikendalikan dan menyesalnya belakangan. Murah hati serta suka menolong orang yang disenangi. Banyak rezeki, tapi agak tamak.
Pangarasan pada weton ini adalah Aras Kembang. Artinya gampang tampa sihing panggedhe 'mudah menerima asihnya atasan atau pimpinan'. Hal ini disebabkan oleh perasaannya yang halus sehingga mengundang simpati banyak orang terlebih memesona terhadap lawan jenisnya. Adapun Pancasuda, Satriya Wirang. Luhur budinya tetapi sering mendapat malu atau dipermalukan orang sehingga kurang berwibawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wuku Julungpujut, lambang dewanya Bathara Guritna, senang pada keramaian, baik tutur katanya, berpotensi punya kedudukan. Pohonnya rembuyut, tampan atau cantik parasnya tanpa aroma, namun selalu dicari atau dibutuhkan orang. Burungnya emprit jowan, tidak kaya tapi besar kemauannya. Gunungnya di depan, keras kemauannya, di mana pun harus mengatur atau memimpin. Bagaikan perahu di tengah lautan, ke sana-kemari dalam berusaha, karenanya tidak kekurangan rezeki.
Lambangnya sapi gumarang sedang turun, artinya terhormat. Aralnya diteluh. Kala ada di Barat Laut, selama tujuh hari pada wuku ini jangan ke arah tersebut untuk urusan yang sangat penting. Pada hari Selasa Pahing di wuku ini hari yang baik, jika bepergian akan mendapat rezeki, karena berpotensi rezeki mudah datang, dan segala pekerjaan serba baik.
[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo]
(rih/rih)