Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan stok solar aman. Mengenai adanya antrean solar di sebagian SPBU di Kabupaten Brebes, Pertamina menyebut itu murni karena adanya peningkatan permintaan.
Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBT, Taufiq Kurniawan, menyebut ada kenaikan permintaan solar menjelang akhir tahun. Menurutnya, ini terkait dengan rencana pembatasan operasional kendaraan angkutan saat libur Natal-Tahun Baru.
Rencana pembatasan operasional itu disebut membuat para pengusaha transportasi barang beramai-ramai mengejar target sebelum Natal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhir tahun, semua kejar target sebelum pembatasan larangan melintas truk. Sehingga volume permintaan meningkat daripada biasanya," kata Taufiq kepada wartawan, Senin (8/12/2025).
Taufiq menjelaskan, antrean solar saat ini juga terjadi di wilayah lain seperti di Jawa Barat.
"Sopir-sopir truk yang diwawancarai di SPBU kami bilangnya di Jabar juga sama (ada antrean). Harapannya mereka bisa ngisi di Tegal, (tangki sudah) lebih kosong, ternyata sama. Jadi ini murni peningkatan permintaan. Cuma kami jamin barang ada," pungkasnya.
Pantauan detikJateng, para sopir kendaraan berbahan bakar solar mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar di SPBU di wilayah Brebes. Di beberapa SPBU, bahkan terjadi antrean kendaraan solar cukup panjang.
Fenomena antrean solar sudah tampak sejak sepekan terakhir. Di wilayah Pantura, sejumlah SPBU bahkan tidak melayani pembelian solar karena habis. Sementara di beberapa SPBU lain terlihat ada antrean yang cukup panjang.
Salah satu sopir truk barang, Aris (36) asal Cirebon, mengaku kesulitan mencari solar sejak dari Cirebon. Dia baru bisa mengisi bahan bakar setelah mengantre di SPBU Jalan A Yani Brebes.
"Sejak dari Kanci Cirebon sudah mau ngisi tapi kosong semua. Masuk (Jateng) Losari, Tanjung, sampai ke sini baru bisa dapat," kata Aris, Senin (8/12) siang.
Ada juga sopir yang mengeluhkan soal adanya pembatasan pembelian solar di SPBU. Ibrahim, sopir truk asal Tangerang, mengaku hanya diperbolehkan membeli solar maksimal Rp 200 ribu.
"Sekalinya ketemu yang tersedia solar hanya boleh beli Rp.200 ribu. Gak boleh lebih," keluh Ibrahim.
(dil/apu)











































