Dinas Perhubungan Kota Solo mengusulkan kenaikan tarif Batik Solo Trans (BST) per 1 Januari 2026. Ada sejumlah golongan tarif BST yang akan dinaikkan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan untuk golongan umum, dan pelajar. Sedangkan disabilitas dan lansia masih tetap gratis.
"Soal perubahan tarif diusulkan perubahan tarif batik Solo Trans 2026 per 1 Januari umum jadi dari Rp 3.700 jadi Rp 4.000, pelajar dari Rp 2.000 jadi Rp 2.200, disabilitas dan lansia gratis," katanya ditemui di Balai Kota Solo, Selasa (18/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufiq menyebut usulan tersebut disampaikan ke DPRD Solo untuk membuat Perda tahun 2026. Proses saat ini, kata dia, baru sampai Rapat Dengar Pendapat dengan Dinas Perhubungan Kota Solo.
"Iya itu usulan ke DPRD Solo untuk Perda 2026, kan Raperda ini belum jadi, kemarin baru Dengar Pendapat antara Dishub dengan DPRD," ucapnya.
Taufiq menyebut kenaikan tarif tersebut sekira 8 persen. Ia menyebut selama enam tahun tarif BST tidak mengalami kenaikan sedangkan subsidi dari pemerintah mulai berkurang.
"Memang tarif kita kan sudah 6 tahun ya belum naik ya. Artinya apapun itu memang ada subsidi dari negara tapi kan subsidi kita kan juga berkurang. Intinya kan kita menetapkan tarif itu kan berdasarkan kemampuan masyarakat sama kemauan," ungkapnya.
Ia mengatakan Pemkot Solo sampai saat ini masih melakukan lobi ke pemerintah pusat mengenai subsidi tersebut. Dari hasil tersebut untuk koridor 1 masih mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat selama setahun.
"Ada 11 koridor, Nah, ini yang belum clear sampai sekarang kan gini loh. Ya, salah satunya kenaikan ini kan karena APBN kan nanti mau di cabut. Cuma terakhir kemarin lobi-lobi Mas Wali ke pusat kan kita masih diberi perpanjangan satu koridor, satu koridor satu itu satu tahun. 2026 tok," ungkapnya.
Sedangkan di koridor 5 dan 6 tidak lagi mendapat subsidi. Dengan begitu, ia mengatakan, Pemkot masih meminta kepastian di Pemerintah Provinsi.
"Koridor 5 yang sampai Bekonang sama Solo Baru sudah dihentikan. Kita kemarin ya mencoba ke Pak Gubernur, ke Gubernur kemarin itu loh. Tapi saat itu kan belum ada kepastian," bebernya.
Apabila tidak ada kepastian, ia memberikan kemungkinan terburuk dengan menghentikan koridor 5 dan 6.
"Kita sampai kemarin dari provinsi belum ada kepastian. Ya kalau sampai terburuk ya sementara 5 dan 6 kita hentikan dulu," pungkasnya.
(aku/apu)











































