Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang masyarakat Indonesia melalui layanan beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL) atau paylater per Juni 2025 mencapai Rp 31,55 triliun.
Dilansir detikFinance, rincian total utang masyarakat melalui paylater itu berasal dari perbankan sebesar Rp 22,99 triliun dan perusahaan pembiayaan Rp 8,56 triliun.
"Per Juni 2025, baki debet kredit BNPL tumbuh sebesar 29,75% YoY menjadi sebesar Rp 22,99 triliun dengan jumlah rekening 26,96 juta," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Juli 2025, Senin (4/8/2025), dikutip dari detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian mengatakan, porsi kredit paylater perbankan itu setara 0,28% dari total kredit perbankan yang pada Juni 2025 mencapai Rp 7.080 triliun, tumbuh 7,77% secara tahunan.
Sedangkan dari sisi perusahaan pembiayaan, Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya (PVML) OJK, Agusman mengatakan lonjakan juga terjadi pada kredit paylater dari multifinance.
"Pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Juni 2025 tercatat meningkat sebesar 56,26% YoY menjadi Rp 8,56 triliun, dengan NPF Gross sebesar 3,25%," kata Agusman.
Kalau digabungkan, total penyaluran paylater dari sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan pada Juni 2025 mencapai Rp 31,55 triliun.
Pada Mei 2025, total utang paylater tercatat sebesar Rp 30,47 triliun, dan pada April 2025 sebesar Rp 29,59 triliun. Data ini menunjukkan bahwa nilai utang paylater ini juga menunjukkan tren kenaikan setiap bulan.
(dil/rih)