Klaten Job Fair 2025 digelar di Gedung Sunan Pandanaran, Jalan Pemuda, Klaten. Memasuki hari kedua ratusan pencari kerja berdatangan, termasuk para sarjana.
"Ya ini cari-cari barangkali ada yang cocok. Pendidikan saya S1 PTS di Yogyakarta," ungkap Dwi, seorang peserta kepada detikJateng di lokasi, Kamis (24/7/2025).
Menurut Dwi, selama ini ijazah sarjananya belum pernah digunakan untuk bekerja. Sejak lulus dirinya fokus berjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jualan saja pak. Ya ikut formal baru kali ini, baru rencana mau memasukkan tapi kendalanya syarat usia," katanya tanpa menyebutkan jualan apa.
Dari 33 stand, sambung Dwi, semuanya sulit karena kendala usia untuk sarjana. Yang mungkin mudah hanya perusahaan garmen yang bisa menggunakan ijazah SMP.
"Ya mungkin ya garmen, yang lainnya batas usia. Kalau garmen kan minimal cuma SMP boleh," lanjut Dwi.
Dwi berharap ke depan tidak ada pembatasan usia untuk para pencari kerja sehingga tidak kaku. Formasi dan perusahaan yang ikut lebih banyak lagi.
"Intinya usia tidak dibatasi, formasinya juga diharapkan lebih luas. Tidak cuma Klaten dan sekitarnya saja pesertanya," kata Dwi.
Pencari kerja lainnya, inisial D, mengatakan dirinya lulus sarjana administrasi perkantoran dan pernah bekerja. Namun job yang dibuka mayoritas untuk lulusan SMA/ SMK.
"Belum daftar, baru cari. Lulusan saya nggak ada yang cocok, yang saya temui di sini banyak untuk lulusan SMA, SMK dan fresh graduate saja," kata cewek berkacamata itu kepada detikJateng.
"Ya harapannya tahun depan diadakan lagi, perusahannya lebih banyak lagi. Jadi bukan hanya perusahaan sekitar Klaten dan sekitarnya, perusahaan dari Jakarta, Surabaya diajak juga," imbuhnya.
Terpisah, Kabid Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Pemkab Klaten, Setyanto Nugroho mengatakan data hari pertama, Rabu (23/7) ada 950 pelamar dan 460 pengunjung. Data hari kedua belum direkap.
"Hari ini belum direkap, yang hari pertama 950 orang pencari kerja dan 460 orang pengunjung. Pencari kerja ada dari Klaten dan luar, ada juga yang dari luar Jateng," ungkap Nugroho kepada detikJateng.
Menurut Nugroho, memang secara umum pencari kerja banyak yang SMA dan SMK. Ada beberapa sarjana yang ikut tapi tidak banyak.
"Pendidikan secara umum SMA dan SMK, ya ada S1 tapi jumlahnya lebih kecil karena banyak tenaga teknis yang dibutuhkan. Kegiatan sesuai program bupati bertujuan untuk mengurangi pengangguran," kata Nugroho.
Tingkat pengangguran di Klaten, sebut Nugroho, termasuk rendah karena di angka 4 persen. Untuk terus menekan angka pengangguran, job fair dan berbagai pelatihan dilakukan.
"Di samping job fair juga ada pelatihan dengan harapan bisa jadi wirausaha. Mereka bisa merekrut warga lainnya untuk bekerja, ini harapan kami," imbuh Nugroho.
Kepala Disperinaker Klaten, Luciana Rina Damayanti mengatakan Klaten Job Fair 2025 menggandeng perusahaan dengan berbagai bidang pekerjaan. Total terdapat 4.360 lowongan pekerjaan yang disediakan oleh perusahaan lintas bidang usaha tersebut.
"Pada pelaksanaannya, terdapat 51 stand di Klaten Job Fair 2025 yang diisi 33 perusahaan dan LPK. Selain itu, kami juga membuka kesempatan bagi wirausaha baru untuk menggelar produknya di Klaten Job Fair 2025," ungkapnya.
Suasana hari kedua job fair lancar dan tidak terjadi jubelan pelamar. Ada pencari kerja yang mengajak serta anak dan istrinya, ada juga yang setelah berputar-putar tidak menemukan kecocokan memilih duduk di teras gedung.
(rih/apu)