Seorang warga Jinxi, China, mengaku menyesal karena tidak menerima tawaran uang ganti rugi relokasi sebesar £180.000 atau setara Rp 3,6 miliar (Kurs Rp 20.187) dari pemerintah. Kini rumahnya terjepit tol yang tingginya sejajar dengan atap. Ini penampakannya.
Dilansir detikEdu yang mengutip Daily Mail, pemilik rumah itu bernama Huang Ping. Rumah Huang Ping kini berada di tengah-tengah jalan tol yang sedang dibangun. Tol itu sejajar dengan atap rumahnya. Dilihat dari atas, rumah Huang seperti masuk ke dalam lubang di tengah jalan tol.
Disebutkan bahwa jalan tol tersebut saat ini masih dalam tahap pembangunan. Jalan tol itu menjadi bercabang saat melewati rumah Huang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di pinggiran 'lubang' rumah tersebut diberi pagar pembatas agar kendaraan dan properti tetap aman. Di pinggiran 'lubang' juga dibuat dinding-dinding penahan yang berundak seperti tangga.
Menurut Daily Mail, pemandangan rumah di tengah jalan tol ini sudah umum di China. Mereka menyebut rumah-rumah ini sebagai dingzhiu atau rumah paku. Bangunan ini sering dianggap sebagai representasi perjuangan antara individu dan penguasa atau gambaran konflik antara tradisi dan kemajuan di China.
Sementara itu Huang mengaku tidak berada di rumahnya selama pembangunan jalan tol berlangsung. Dia tinggal di kota lain bersama anaknya. Ia kembali ke rumah setelah pengerjaan jalan tol selesai setiap harinya.
Untuk masuk ke rumah Huang, pihak kontraktor jalan tol menyediakan jalan pintas di bawah jalan seperti terowongan sederhana yang hanya bisa dilewati orang.
Huang mengaku menyesal tidak menerima tawaran uang ganti rugi relokasi sebesar £180.000 atau setara dengan Rp 3,6 miliar (Kurs Rp 20.187) dari pemerintah. Sekarang rumahnya tidak nyaman ditempati.
Karena banyak debu beterbangan, Huang kini tidak bisa membuka jendela dan pintu terlalu lama. Dia juga harus membiasakan diri dengan getaran setiap kendaraan lewat saat jalan tol itu sudah beroperasi.
(dil/apl)