Pilu Korban Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Terjerat Utang-Buka Open Donasi

Pilu Korban Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Terjerat Utang-Buka Open Donasi

Tara Wahyu - detikJateng
Rabu, 08 Mei 2024 19:52 WIB
Dua korban order fiktif takjil Masjid Sheikh Zayed, Supodo (kiri) dan Slamet (kanan) saat ditemui di kawasan Sukoharjo, Rabu (8/5/2024)
Dua korban order fiktif takjil Masjid Sheikh Zayed, Supodo (kiri) dan Slamet (kanan) saat ditemui di kawasan Sukoharjo, Rabu (8/5/2024) Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Sukoharjo -

Dua pengusaha katering yang mendapat orderan fiktif takjil Masjid Raya Sheikh Zayed mengaku tak mempunyai uang untuk membayar utang nyaris Rp 1 miliar. Pengusaha katering Supodo dan Slamet Widodo itu kini membuka open donasi untuk mencicil utang.

Melalui surat terbuka, Supodo mengaku belum ada titik terang untuk membayar ganti rugi sekitar Rp 900 juta. Dengan surat terbuka itu, ia berharap ada ada titik terang untuk pembayaran utang karena order fiktif menantunya Eko tersebut.

"Kami benar bingung, sedih, tertekan menderita dan dengan kasus ini kami tidak tahu harus berbuat apa lagi mengadu ke siapa, semua upaya yang kami lakukan telah ditempuh namun sampai hari ini belum dapat titik terang yang menghasilkan," kata Supodo kepada awak media di salah satu kafe di Grogol, Sukoharjo, Rabu (8/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supodo mengaku ditagih utang mulai dari bank hingga tetangga yang sempat memberikan pinjaman. Dia bingung karena tak punya uang untuk membayar utang itu.

"Setiap hari kami tidak henti ditagih utang oleh bank, tetangga, dan toko kelontong. Kami tidak bisa bayar utang karena kami jadi korban penipuan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Supodo mengaku sempat pinjam bank untuk modal membuat pesanan takjil tersebut. Dia mengaku mengambil pinjaman di bank sekitar Rp 85 juta.

"Modalnya Rp 85 juta kurang dikit, dibayar sekali dan jatuh tempo kurang sebulan lagi. Kalau baru Rp 85 juta itu saya sudah nggak bisa, mau pinjam juga sudah tidak dipercaya lagi. Kalau aturan begitu disita rumahnya kalau nggak bisa bayar," ujarnya pilu.

Sementara itu, Kusnadi Slamet Widodo yang juga menjadi korban order fiktif mengaku saat ini usaha kateringnya berhenti total. Sebelum mendapat order fiktif itu, Slamet mengaku mendapat order dari salah satu perusahaan.

"Saya sebelumnya di Zayed sudah katering di Honda sudah tiga tahunan. Kini berhenti total, nggak ada modal untuk jalan," ujar Kusnadi.

Kusnadi mengaku pekerjaan hilang usai tertipu temannya sendiri. Dia pun mengaku belum ada pemasukan sama sekali.

"Untuk sehari-hari belum ada pemasukan sama sekali, ya untuk berjalan sampai sekarang keluarga saya pinjam-pinjam juga ke tetangga, teman lha gimana lagi," katanya.

Open Donasi

Terpisah, pengacara korban, Sri Kalono mengatakan pihaknya kini membuka donasi. Harapannya uang donasi ini bisa membantu korban melunasi utang yang hampir Rp 1 miliar.

"Peristiwa ini memberikan hikmah ke kita untuk beramal soleh, berinfak untuk membebaskan utang mereka berdua. Insyaallah berpahala, seperti pahalanya orang memberikan buka puasa saat bulan Ramadan," jelas Sri Kalono.

Menurutnya, langkah tersebut juga untuk menjaga nama baik Masjid Sheikh Zayed yang terbawa dalam kasus order fiktif selama bulan puasa lalu.

"Untuk karena itu kami buka kotak infak lewat Yayasan Ababil Hilal Adnan," pungkasnya.




(ams/apl)


Hide Ads