Kaesang Ingin Bisnis Edukasi Miliknya Diduplikasi Pemerintah, Apa Itu?

Kaesang Ingin Bisnis Edukasi Miliknya Diduplikasi Pemerintah, Apa Itu?

Afzal Nur Iman - detikJateng
Sabtu, 13 Jan 2024 16:31 WIB
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat berbincang dengan anak muda di Kabupaten Semarang, Sabtu (13/1/2024).
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat berbincang dengan anak muda di Kabupaten Semarang, Sabtu (13/1/2024). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep ternyata memiliki bisnis edukasi yang berhasil mencetak pekerja-pekerja dalam bidang teknologi dan informasi bernama Enigma. Dia berharap kurikulum Enigma itu ditiru pemerintah.

Hal itu disampaikan Kaesang saat berbincang dengan influencer dan anak muda di Kafe Cerita Asmara, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Lalu, apa itu Enigma?

"Enigma ini adalah sebuah IT booth camp yang di mana kami mengajarkan anak-anak yang lulusan SMK atau setara seperti SMA, dan kuliah juga ada. Ini latihan coding, programing, semua, tiga bulan gratis dan kita kasih asrama, kita kasih makan, minum, kita kasih laptop, dan setelah tiga bulan lulus itu kita carikan kerja, sudah pasti dapat kerja," kata Kaesang, Sabtu (13/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski berjalan secara gratis, Enigma disebut masih bisa tetap memberikan keuntungan bagi bisnisnya. Karena itu, dia berharap kurikulum Enigma bisa diterapkan secara masif.

"Nah komitmen saya sebenarnya saya itu mendorong teman-teman yang ada di PSI, ini kan sebenarnya buat saya bisnis, bisnis modelnya buat saya berhasil, saya ingin bisnis model ini diterapkan pemerintah ini loh bisnis modelnya Enigma yang perusahaan saya tolong coba diterapkan pemerintah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hal itu bisa dilakukan sebagai alternatif dari program kuliah gratis. Sebab, saat ini masih banyak lulusan-lulusan setara SMA yang belum mendapat kesempatan kerja.

"Sekolah gratis sebenarnya bisa tapi kalau hanya sekolah kan tapi cari kerjanya sudah kan kurang bagus juga, ya mendidik bagus tapi kan kita harus menyesuaikan dengan siap kerja juga. Kadang kan ada yang lulus kuliah tapi belum siap kerja, saya bilang belum siap kerja bukan nggak mendapatkan kerja tapi memang banyak kualitas kita sendiri pun walau sudah kuliah kita tidak punya kemampuan ketika masuk dunia kerja. Makanya saya punya kurikulum tiga bulan dia pasti siap untuk kerja," paparnya.

Dia juga memamerkan bahwa Enigma telah mendidik 100 orang per tahun dan seluruh lulusannya sudah terserap di dunia kerja. Bahkan, saat ini mereka mendapat gaji Rp 6 juta hingga Rp 8 juta per bulan.

"Saya ini bukan ngomong gaji cuma UMR, di sini Rp 2,5 juta ya, kalau standarnya Enigma kita bisa Rp 6 juta sampai Rp 8 juta, ini per bulan loh," lanjutnya.

Jika diterapkan pemerintah dia juga akan mengusahakan pelatihan tersebut dijalankan secara gratis. Meski begitu, Kaesang juga menganggap bahwa guru harus disejahterakan lebih dulu.

"Anggaran pendidikan kita tinggi ya 25 persen dari APBN. Jadi kalau gratis memungkinkan apa enggak? Tapi ya itu ya kebanyakan buat gaji dan kita harus ngerti kesejahteraan guru itu juga penting. Selama ini kan kita tahu banyak guru honorer yang gajinya Rp 150 ribu atau Rp 300 ribu sebenarnya masalah ini tu berkutat di hal yang sama," pungkasnya.




(afn/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads