Canggih! Petani di Kudus Sewa Drone buat Semprot Padi: Efisien dan Merata

Canggih! Petani di Kudus Sewa Drone buat Semprot Padi: Efisien dan Merata

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 30 Des 2023 16:16 WIB
Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023).
Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, ada yang memanfaatkan drone untuk penyemprotan pestisida. Menurut mereka, drone membuat kerja petani jadi lebih efisien.

Pantauan detikJateng, Sabtu (30/12), drone yang memiliki empat baling-baling itu lebarnya sekitar 1 meter. Pesawat mungil tanpa awak tersebut dilengkapi jeriken putih sebagai wadah cairan pestisida.

Sekali terbang, drone itu yang dioperasikan menggunakan remote control itu mampu menyemprotkan sekitar 22 liter pestisida.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang petani Desa Karangrowo, Hawi Sukamto (65) mengatakan sudah dua tahun ini menyewa drone untuk menyemprotkan obat-obatan ke sawah padinya. Luas sawahnya sekitar delapan hektare.

"Setiap musim tanam saya pakai drone karena lebih efisien daripada secara manual. Ongkosnya murah," kata Hawi di lokasi, Sabtu (30/12/2023).

ADVERTISEMENT
Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023).Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Sebagai perbandingan, penyemprotan secara manual membutuhkan biaya Rp 300 ribu, itu belum termasuk uang makan buat pekerjanya.

Sedangkan dengan menyewa drone, Hawi hanya merogoh Rp 250 ribu, itu sudah termasuk untuk membeli obat-obatan yang akan disemprotkan.

"Kalau pakai drone obat bisa merata. Kalau manual obatnya dua liter, pakai drone obatnya cuma satu liter," ungkap Hawi.

"Dan penyakit-penyakit bisa kena, karena lebih merata," sambungnya.

Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023).Petani di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menyewa drone buat menyemprot pestisida di sawah, Sabtu (30/12/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Hawi mengaku masih menyewa drone karena harganya masih mahal jika harus beli sendiri. Adapun biaya sewa drone bisa dibayar setelah dia panen.

"Beli sendiri tidak mampu, jadi kerja sama dengan Maxxi Tani, kan hanya nyewa, bayar saat panen. Jadi saya kerja sama dari tanam sampai panen," ujarnya.

Field Officer Maxxi Tani, Arif Rahmat, mengatakan pihaknya saat ini melayani 45 hektare sawah petani yang menyewa drone milik perusahaannya itu. Tarif sewanya mulai Rp 250 ribu per hektare. Tapi ada juga yang satu paket mencapai Rp 2-3 jutaan.

"Ini ada 45 hektare di wilayah Kudus, Mejobo, Undaan dan Bae. Kita sendiri meliputi empat kota, Kudus, Pati, Jepara dan Demak," kata Arif di lokasi.

"Sewanya untuk canvasser, ketika petani mendatangkan langsung bayar itu Rp 250 ribu per hektare. Untuk nutrisi tiga kali terbang, untuk herbisida itu empat kali terbang," imbuhnya.

Menurut Arif, tiap satu musim tanam biasanya dilakukan penyemprotan sebanyak enam kali, dari pembibitan sampai menjelang panen.

"Kalau satu musim itu ada penyemprotan empat kali enam kali satu musim, itu intervalnya 10 hari sekali, itu paketan dari Rp 2 juta sampai 3 jutaan," pungkasnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads