PLN Manfaatkan Limbah Batu Bara untuk Bangun Tanggul Sementara di Pantura

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Kamis, 16 Mar 2023 22:18 WIB
Dirut PLN Darmawan Prasojo menunjukkan tetrapod beton yang dibuat dari bahan baku limbah batu bara di pesisir pantai Desa Pasarbanggi, Rembang, Kamis (16/3/2023) sore. Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng.
Rembang -

PLN memanfaatkan limbah batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai tanggul sementara di Pantura. Pembangunan tanggul dari limbah batu bara ini dilakukan di kawasan tepi pantai Desa Pasar Banggi, Rembang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo mengungkapkan, pihaknya telah mengolah limbah sisa pembakaran batu bara dari PLTU sebagai bahan baku untuk membuat tetrapod beton. Selanjutnya, konstruksi itu dipasang di tepi pantai di Desa Pasarbanggi, Rembang sebagai penahan ombak.

"Tetrapod ini adalah suatu infrastruktur untuk menahan terjangan gelombang dari ombak. Ini menggunakan limbah dari pembangkit listrik tenaga uap PLTU kami yaitu fly ash, bottom ash (FABA). Nah ini sedang kita coba sehingga ini tadi dari Pemprov Jateng ingin mencoba 1,5 kilometer di depan sini," ungkap Prasojo usai menghadiri kegiatan penanaman bakau dalam rangka kick off Strategi Integrasi Menuju Pantura Lestari, di pesisir pantai Desa Pasarbanggi, Rembang, Kamis (16/3) sore.

"Tadi kita sudah melihat ternyata biayanya (produksi tetrapod) bisa berkurang 50 sampai 60 persen," imbuh Prasojo.

Dilansir detikFinance, selama ini PLN mengolah sisa abu pembakaran menjadi bahan baku bangunan. Hasil uji KLHK, FABA aman digunakan dan membuat PLN masif menggunakannya untuk keperluan infrastruktur masyarakat.

Darmawan menjelaskan di Jawa Tengah, PLN mengoperasikan PLTU Tanjung Jati B di Jepara, PLTU Rembang dan PLTU Adipala di Cilacap. PLTU Tanjung Jati B mampu menghasilkan FABA sekitar 359.000 ton per tahun, sementara PLTU Rembang menghasilkan 67.000 ton per tahun dan PLTU Adipala sebanyak 80.000 ton.

"Kami berkomitmen mendukung langkah pak Gubernur untuk bisa gerak cepat mengatasi penurunan tanah di pesisir pantai utara. Kebetulan, PLN memiliki FABA yang terbukti mampu dan aman sebagai bahan baku tanggul sementara," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3).

Untuk jenis dan tanggul sementara yang akan digunakan di wilayah pantura akan disesuaikan dengan masing-masing lokasi yang memiliki struktur geografis yang berbeda-beda.

Selain itu, PLN menggandeng berbagai pihak seperti UMKM lokal untuk bekerja sama mengolah FABA menjadi berbagai macam bahan baku bangunan maupun campuran bahan baku bangunan, seperti paving block, batako, buis beton, mortar, pembangunan jalan, beton struktural, semen pozolan hingga geobag untuk penahan banjir dan tetrapod untuk penahan abrasi pantai.

Seluruh produk bahan baku bangunan hasil dari pengolahan FABA juga telah melewati pengujian dan di verifikasi kualitasnya oleh perguruan tinggi di Jawa Tengah, seperti Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).

"Prosesnya dimulai dari pengayaan, pengambilan, hingga pengepresan FABA menjadi bahan baku bangunan yang kokoh. Mutu bahan baku dari FABA ini kami jamin kualitasnya, karena mengacu pada SNI," ungkap Darmawan.

Selengkapnya di halaman berikutnya....



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"


(apl/apl)
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler