Kenapa Natal Identik dengan Warna Merah? Ini Sejarah dan Filosofinya

Kenapa Natal Identik dengan Warna Merah? Ini Sejarah dan Filosofinya

Angely Rahma - detikJateng
Selasa, 23 Des 2025 19:03 WIB
Kenapa Natal Identik dengan Warna Merah? Ini Sejarah dan Filosofinya
Ilustrasi Natal. Foto: Freepik
Solo -

Setiap memasuki musim Natal, detikers pasti banyak menemukan dekorasi berwarna merah. Mulai dari sosok Sinterklas dengan pipi merona dan jubah merahnya, buah beri yang menghiasi rangkaian dekorasi, hingga ornamen-ornamen berkilau di pohon Natal, semuanya berpadu dalam nuansa merah yang hangat.

Bahkan kaus kaki gantung, pita, sampai aksesori kecil lainnya hampir selalu hadir dengan warna yang sama. Natal sendiri sejak lama dipandang sebagai momen penuh kegembiraan dan kedamaian, sekaligus perayaan penting bagi umat Kristiani untuk mengenang kelahiran Yesus Kristus.

Selain suasananya yang syahdu, perayaan ini juga erat dengan dekorasi tematik dan salah satu warna yang paling menonjol tentu saja adalah merah. Di balik kesan meriah yang diciptakan, warna merah sebenarnya menyimpan makna simbolis yang kuat dan berkaitan erat dengan sejarah panjang. Selain itu, warna ini memiliki nilai filosofis yang masih dilestarikan hingga kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, mengapa warna merah begitu melekat dengan Natal? Untuk memahami lebih dalam, berikut penjelasan mengenai sejarah dan filosofi warna merah dalam tradisi perayaan Natal.

Sejarah Warna Merah pada Perayaan Natal

Saat berbicara tentang Natal, warna merah hampir selalu muncul di benak kita. Namun, di balik meriahnya perayaan, jarang yang bertanya, sejak kapan warna ini begitu melekat dengan suasana Natal?

ADVERTISEMENT

Padahal, sejarahnya cukup panjang dan menarik. Secara umum, ada dua penjelasan populer yang sering disebut sebagai asal-muasal dominasi warna merah dalam perayaan ini.

1. Jejak Iklan Coca-Cola Tahun 1931

Siapa sangka, jika warna merah pada perayaan natal memiliki ikatan erat dengan merek minuman terkenal ini. Dipaparkan dalam laman The Fact Site, pada awal 1930-an, Coca-Cola mulai gencar beriklan menjelang musim liburan. Perusahaan itu kemudian meminta ilustrator Haddon Sundblom membuat gambar Santa Claus untuk kampanye mereka pada tahun 1931.

Jauh sebelum ini, Santa Clause digambarkan sebagai sosok uskup Kristen yang dermawan dan berwibawa. Namun, Sundblom ingin menampilkan Santa yang terlihat 'hidup', bukan sekedar sosok berpakaian kostum.

Hasilnya sangat luar biasa, Santa buatan Sundblom digambarkan ramah, bertubuh bulat, dan mengenakan mantel merah cerah, warna yang juga identik dengan Coca-Cola. Ilustrasi tersebut begitu populer hingga menjadi wajah Santa modern yang kita kenal sekarang.

Sejak saat itu, merah perlahan melekat sebagai warna khas Natal, terutama karena kampanye Coca-Cola terus menggunakan tema dan palet warna serupa selama bertahun-tahun.

2. Warna Merah yang Berakar dari Tradisi Berabad-Abad

Versi lain datang dari penelitian Universitas Cambridge. Menurut Dr. Spike Bucklow, hubungan warna merah dan hijau dengan Natal ternyata jauh lebih tua dari yang kita bayangkan, bahkan mendahului tradisi modern masyarakat Victoria.

Meski kaum Victoria memang menghidupkan banyak tradisi Natal yang kita kenal sekarang, seperti kartu ucapan, bertukar kado hingga pohon Natal, makna warna merah dan hijau sudah ada jauh sebelumnya.

Dalam penelitiannya selama tiga tahun, Dr. Bucklow menelusuri layar rood atau panel kayu berlukis yang digunakan pada gereja-gereja abad pertengahan untuk memisahkan altar dan area jemaat. Banyak panel yang tersisa didominasi warna merah dan hijau.

Penggunaannya bukan hanya karena catnya mudah didapat, tetapi karena dua warna ini membawa simbol-simbol penting dalam budaya masa itu.

Kombinasi merah-hijau bahkan dipercaya telah hidup dalam tradisi bangsa Celtic dan kisah-kisah Wales sejak abad ke-13. Warna-warna tersebut dipakai untuk menandai ruang, menunjukkan status tertentu, hingga menyampaikan pesan religius dan sosial.

Dengan kata lain, hubungan merah dengan Natal bukan sekadar dekorasi pemanis, tetapi bagian dari lapisan sejarah panjang yang terus berkembang hingga hari ini.

Filosofi Warna Merah pada Perayaan Natal

Warna merah bukan hanya membuat dekorasi Natal terlihat meriah, tetapi juga memiliki makna simbolis yang sudah melekat selama berabad-abad. Berikut sejumlah filosofi warna merah dalam tradisi Natal dari berbagai sumber tepercaya.

1. Melambangkan Darah Yesus Kristus

Dikutip dari laman The Fact Site, warna merah dalam tradisi Kristen sering dipahami sebagai simbol darah Yesus yang tercurah saat penyaliban. Makna ini menjadikan warna merah sebagai pengingat pengorbanan dan kasih yang menjadi inti iman Kristiani.

2. Berasal dari Tradisi Holly dalam Kepercayaan Celtic Kuno

Menurut Southern Living, jauh sebelum menjadi dekorasi Natal modern, masyarakat Celtic kuno menghormati tanaman holly berwarna merah dan hijau karena kemampuannya bertahan hidup di musim dingin.

Holly dianggap melindungi 'keindahan bumi' saat tanaman lain mati, sehingga mereka menggantungnya di rumah saat perayaan Titik Balik Musim Dingin untuk membawa keberuntungan dan perlindungan.

Tradisi ini kemudian diwariskan dan berkembang menjadi dekorasi Natal bernuansa merah-hijau yang dikenal hari ini.

3. Melambangkan Apel dalam Drama 'Pohon Surga'

Laman Why Christmas menjelaskan bahwa salah satu penggunaan awal warna merah dalam tradisi Natal berasal dari drama keagamaan Eropa abad pertengahan yang menampilkan 'Pohon Surga'.

Pohon ini biasanya dihias dengan apel merah sebagai simbol kejatuhan Adam dan Hawa. Dari sinilah warna merah mulai masuk ke tradisi dekorasi menjelang perayaan Natal.

4. Identik dengan Buah Beri Holly yang Penuh Makna Religius

Masih dari Why Christmas, buah beri holly yang berwarna merah cerah juga dianggap melambangkan darah Yesus.

Dalam tradisi Kristen, daun runcing holly sering ditafsirkan sebagai simbol mahkota duri. Karena itu, warna merah holly menjadi pengingat pengorbanan Yesus sekaligus representasi kasih, keberanian, dan pengharapan.

5. Warna Jubah Santo Nicholas

Laman Why Christmas juga menjelaskan bahwa merah merupakan warna jubah uskup yang dulu dikenakan oleh Santo Nicholas, sosok yang menjadi inspirasi modern untuk karakter Santa Claus.

Ketika figur Santa semakin populer, warna merah pada jubah Santo Nicholas ikut melekat dan berkembang menjadi identitas visual Santa hingga kini.

6. Menggambarkan Api dan Kehangatan di Musim Dingin

Masih dari sumber yang sama, warna merah sering dikaitkan dengan api dan bara yang memberikan kehangatan selama musim dingin, terutama di belahan bumi utara.

Makna ini kemudian melekat dalam ornamen-ornamen Natal yang menonjolkan kehangatan, kenyamanan, dan suasana rumah yang akrab.

7. Simbol Pengorbanan dan Cinta dalam Tradisi Kristen

Menurut Daily Art Magazine, warna merah dalam perayaan Natal juga dipahami sebagai simbol pengorbanan Kristus demi keselamatan manusia. Warna ini tidak hanya memperindah dekorasi, tetapi menjadi pengingat akan kasih dan anugerah yang dirayakan pada momen kelahiran Yesus.

8. Dianggap Memancarkan Energi dan Kekuatan dalam Psikologi Warna

Dalam psikologi warna, merah dikenal sebagai warna yang penuh energi, berani, dan menarik perhatian. Daily Art Magazine menyebutkan bahwa unsur psikologis ini juga mendukung popularitas merah dalam komposisi visual Natal yang ingin menonjolkan suasana hangat dan penuh semangat.

9. Dikuatkan oleh Kampanye Iklan Coca-Cola

Warna merah semakin melekat dengan Natal setelah kampanye ikonik Coca-Cola pada tahun 1930-an. Laman Daily Art Magazine menyebut ilustrasi Haddon Sundblom yang menggambarkan Santa Claus dengan setelan merah sebagai penguat citra Santa modern.

Sebelum kampanye tersebut, Santa pernah digambarkan dalam berbagai warna, namun Coca-Cola-lah yang akhirnya 'mengunci' warna merah sebagai identitas Santa dan Natal hingga sekarang.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.




(par/alg)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads