Berbuka puasa di bulan Rajab menjadi momen yang dinanti setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Selain menyiapkan hidangan, banyak orang juga ingin memastikan doa berbuka yang dibaca sesuai tuntunan.
Puasa Rajab sendiri termasuk puasa sunnah yang sering diamalkan umat Islam. Oleh karena itu, pertanyaan tentang doa berbuka kerap muncul, apakah berbeda dengan Ramadhan atau justru sama seperti puasa sunnah lainnya?
Doa yang dibaca saat berbuka puasa di bulan Rajab pada dasarnya sama dengan doa berbuka puasa pada bulan Ramadhan maupun puasa sunnah lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Buku Induk Doa dan Zikir karya Kasimun serta 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan tulisan Ahmad Muhaisin B Syarbaini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kedua rujukan tersebut disebutkan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat membaca doa-doa tertentu ketika berbuka puasa, dan doa-doa ini dinilai benar menurut hadits. Mari kita simak penjelasan lengkapnya, detikers!
Poin utamanya:
- Doa buka puasa Rajab sama dengan doa berbuka puasa sunnah dan Ramadhan.
- Terdapat beberapa pilihan doa berbuka yang boleh diamalkan sesuai riwayat.
- Mayoritas ulama menganjurkan doa berbuka dibaca setelah benar-benar berbuka.
Doa Buka Puasa Rajab
Berikut beberapa doa buka puasa yang dapat diamalkan saat berbuka puasa Rajab, disertai tulisan Arab, latin, dan artinya.
Doa Buka Puasa 1
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ ΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ
ΩΨͺΩΨ ΩΩΨΉΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΨͺΩ
AllΔhumma laka αΉ£umtu, wa 'alΔ rizqika afαΉartu.
Artinya:
"Ya Allah, hanya karena-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."
Doa ini diriwayatkan oleh Mu'adz bin Zuhrah secara mursal dan tercantum dalam Sunan Abu Dawud serta kitab Ibnu Sinni. Meski sanadnya mursal, doa ini memiliki penguat dari riwayat lain. Imam Abu Dawud juga tidak memberikan catatan kelemahan terhadap hadits ini, yang menurut penjelasannya dalam Risalah ila Ahl Makkah menunjukkan bahwa hadits tersebut dapat dijadikan hujjah. Karena itu, doa ini tetap layak diamalkan, terutama dalam konteks fadhailul a'mal.
Doa Buka Puasa 2
Ψ°ΩΩΩΨ¨Ω Ψ§ΩΨΈΩΩΩ
ΩΨ£ΩΨ ΩΩΨ§Ψ¨ΩΨͺΩΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΨ±ΩΩΩΩΨ ΩΩΨ«ΩΨ¨ΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΨ£ΩΨ¬ΩΨ±Ω Ψ₯ΩΩΩ Ψ΄ΩΨ§Ψ‘Ω Ψ§ΩΩΩΩ
Dzahabaz zhama'u, wabtallatil 'urΕ«q, wa tsabatal ajru in syΔ'a AllΔh.
Artinya:
"Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah."
Doa ini berasal dari riwayat Abdullah bin 'Umar RA dan tercantum dalam Sunan Abu Dawud serta Sunan an-Nasa'i. Hadits ini dinilai hasan dan sering dijadikan rujukan utama dalam doa berbuka, khususnya ketika berbuka dengan air. Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fath Al-Mu'in menyebutkan bahwa doa ini disunnahkan dibaca dan boleh digabung dengan doa "Allahumma laka sumtu".
Doa Buka Puasa 3
Ψ§ΩΩΨΩΩ
ΩΨ―Ω ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩ Ψ£ΩΨΉΩΨ§ΩΩΩΩΩ ΩΩΨ΅ΩΩ
ΩΨͺΩΨ ΩΩΨ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΨͺΩ
Al-αΈ₯amdu lillΔhil-ladzΔ« a'Δnani faαΉ£umtu, wa razaqanΔ« fa afαΉartu.
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah menolongku hingga aku dapat berpuasa, dan telah memberiku rezeki hingga aku dapat berbuka."
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sinni melalui jalur Mu'adz bin Zuhrah. Sanadnya dinilai mursal dan dhaif, tetapi maknanya dikuatkan oleh riwayat doa berbuka sebelumnya. Karena itu, doa ini tetap dapat diamalkan sebagai bentuk syukur atas kekuatan dan rezeki dari Allah SWT.
Doa Buka Puasa 4
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ ΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ
ΩΩΩΨ§Ψ ΩΩΨΉΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΩΩΨ§Ψ ΩΩΨͺΩΩΩΨ¨ΩΩΩΩ Ω
ΩΩΩΩΨ§Ψ Ψ₯ΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ
ΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΩΩΩΩ
Ω
AllΔhumma laka αΉ£umnΔ, wa 'alΔ rizqika afαΉarnΔ, fataqabbal minnΔ, innaka anta as-samΔ«'ul-'alΔ«m.
Artinya:
"Ya Allah, karena Engkaulah kami berpuasa, dan dengan rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah dari kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sinni dari Ibnu Abbas RA. Sanadnya tergolong dhaif, namun bagian awalnya memiliki penguat dari riwayat sebelumnya. Doa ini sering dibaca sebagai pelengkap doa berbuka karena memuat permohonan agar amal puasa diterima oleh Allah SWT.
Doa Buka Puasa 5
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ Ψ₯ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΨ³ΩΨ£ΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ±ΩΨΩΩ
ΩΨͺΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨͺΩΩ ΩΩΨ³ΩΨΉΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ‘Ω Ψ£ΩΩΩ ΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩ
AllΔhumma innΔ« as'aluka bi-raαΈ₯matika allatΔ« wasi'at kulla syai'in an taghfira lΔ«.
Artinya:
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu melalui rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku."
Doa ini diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr RA, sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abu Mulaikah. Hadits ini berstatus hasan dan menunjukkan doa yang penuh makna, terutama sebagai permohonan ampun pada waktu berbuka puasa.
Sunnah Membaca Doa Berbuka Puasa
Menurut Ahmad Muhaisin B Syarbaini dalam 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan, doa berbuka boleh dibaca sebelum maupun sesudah berbuka. Namun, mayoritas ulama menganjurkan agar doa berbuka dibaca setelah benar-benar berbuka, yaitu setelah makan atau minum.
Hal ini karena lafaz doa berbuka menggunakan bentuk kata kerja lampau, seperti 'αΉ£umtu' dan 'afαΉartu', yang secara bahasa menunjukkan perbuatan telah selesai. Praktik ini juga sesuai dengan riwayat Mu'adz bin Zuhrah yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berdoa setelah berbuka puasa.
Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fath Al-Mu'in serta Syekh Ad-Dimyathi dalam I'anah at-Thalibin menegaskan bahwa yang dimaksud 'setelah berbuka' adalah setelah melakukan perbuatan berbuka, bukan sebelumnya.
Dengan demikian, saat berbuka puasa Rajab, cukup membaca basmalah dan doa makan sebelum menyantap hidangan. Setelah itu, doa-doa berbuka puasa di atas dapat dibaca dengan tenang sebagai bentuk syukur dan harapan akan pahala dari Allah SWT.
Keutamaan Puasa Rajab
Puasa di bulan Rajab memiliki kedudukan tersendiri dalam Islam. Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam buku Buku Harian Orang Islam menjelaskan bahwa tidak terdapat larangan untuk melaksanakan puasa pada bulan Rajab. Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan, sehingga amal ibadah yang dilakukan di dalamnya, termasuk puasa, bernilai kebaikan sebagaimana puasa sunnah di bulan-bulan lainnya.
Penjelasan ini sejalan dengan riwayat dari Ibnu Abbas yang menggambarkan kebiasaan Rasulullah SAW ketika memasuki bulan Rajab. Ibnu Abbas berkata:
"Nabi berpuasa (di bulan Rajab) sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau akan berpuasa (di bulan Rajab) seluruhnya.' Lalu, beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau tidak akan berpuasa (di bulan Rajab) seluruhnya.'"
Riwayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melarang puasa Rajab. Namun, beliau juga tidak menetapkannya sebagai puasa sebulan penuh yang harus dilakukan secara terus-menerus. Dari sini dapat dipahami bahwa puasa Rajab bersifat fleksibel. Umat Islam boleh menjalankannya sesuai kemampuan, baik dengan memilih hari-hari tertentu seperti puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, maupun puasa Dawud.
Selain itu, terdapat riwayat lain yang menyebutkan keutamaan khusus puasa di awal bulan Rajab. Dalam riwayat yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas disebutkan:
"Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama 3 tahun, di hari kedua menjadi kafarat selama 2 tahun, di hari ketiga menjadi kafarat selama 1 tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama 1 bulan." (HR Abu Muhammad al-Khalali)
Sekian penjelasan mengenai bacaan doa berbuka puasa Rajab beserta sunnah waktu membacanya. Semoga bermanfaat!
(par/par)











































