7 Amalan Bulan Rajab Tanggal 1 sampai 10 yang Dianjurkan untuk Dikerjakan

7 Amalan Bulan Rajab Tanggal 1 sampai 10 yang Dianjurkan untuk Dikerjakan

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 21 Des 2025 12:34 WIB
7 Amalan Bulan Rajab Tanggal 1 sampai 10 yang Dianjurkan untuk Dikerjakan
Ilustrasi amalan bulan Rajab. Foto: Mohamed Hassan/Pixabay
Solo -

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri dalam agama Islam. Bulan ini sering dipahami sebagai masa persiapan spiritual sebelum memasuki Syaban dan Ramadhan. Oleh karena itu, banyak umat Islam memanfaatkan awal Rajab untuk memperbanyak ibadah dan memperbaiki kualitas diri.

Dalam berbagai kitab klasik dan rujukan keislaman, disebutkan sejumlah amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Rajab, khususnya pada tanggal 1 hingga 10. Amalan-amalan tersebut meliputi doa, dzikir, sholat sunnah, hingga puasa, yang masing-masing disertai riwayat dan penjelasan dari para ulama.

Berikut ini rangkuman amalan bulan Rajab tanggal 1 sampai 10 yang dianjurkan. Mari kita simak penjelasan lengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

Bulan Rajab adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti doa, dzikir, sholat sunnah, dan puasa sebagai persiapan menuju Ramadhan.
Amalan tanggal 1 sampai 10 Rajab mencakup doa melihat hilal, dzikir khusus, tasbih, istighfar pagi dan sore, sholat sunnah, serta puasa sunnah.
Sebagian amalan memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama, sehingga ibadah sebaiknya dilakukan dengan niat ikhlas dan sikap kehati-hatian.

ADVERTISEMENT

Amalan Bulan Rajab Tanggal 1 sampai 10 yang Dianjurkan

Nah, berikut ini adalah sejumlah amalan bulan Rajab tanggal 1 sampai 10 yang dianjurkan.

1. Berdoa Ketika Melihat Hilal

Dalam kitab Mafâtih al-Jinân yang dikutip Dimitri Mahayanda dalam buku Hikmah Bulan Rajab dan Syaban disebutkan, ketika Nabi Muhammad SAW melihat hilal atau bulan sabit sebagai tanda masuknya bulan Rajab, beliau membaca doa khusus. Doa ini berisi permohonan agar Allah memberikan keberkahan di bulan Rajab dan Syaban, serta menyampaikan umat Islam hingga bulan Ramadhan.

Berikut doa bulan Rajab yang dibaca Nabi SAW tersebut:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلَّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظُ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya'bâna wa ballighnâ syahra Ramadhân, wa a'innâ 'alash-shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil-lisâni wa ghadhil-bashar, wa lâ taj'al hazzhanâ minhul-jû'a wal-'athasy.

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk berpuasa dan melaksanakan qiyam, menjaga lisan, serta menundukkan pandangan. Jangan Engkau jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus."

2. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

Dikutip dari Buku Harian Orang Islam tulisan Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, terdapat bacaan dzikir khusus yang dianjurkan untuk dibaca pada tanggal 1 hingga 10 bulan Rajab. Dzikir ini dibaca sebanyak 100 kali setiap hari sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT dan penguatan spiritual di awal bulan mulia.

Bacaan dzikir tersebut adalah:

سُبْحَانَ اللّٰهِ الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ
Subhânallâhil hayyil qayyûm.
Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri mengurus seluruh makhluk-Nya."

3. Perbanyak Tasbih

Pada bulan Rajab, memperbanyak bacaan tasbih termasuk amalan yang dianjurkan. Tasbih dipandang sebagai bentuk dzikir untuk mensucikan Allah SWT sekaligus sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Bahkan disebutkan bahwa bagi orang yang tidak mampu menjalankan puasa, membaca tasbih sebanyak seratus kali setiap hari dapat menjadi pengganti pahala puasa di bulan Rajab.

Bacaan tasbih yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيْحُ إِلَّا لَهُ، سُبْحَانَ الْأَعَزِّ الْأَكْرَمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ أَهْلٌ.

Subhâna man lâ yanbaghit-tasbîhu illâ lahû, subhânal a'azzil akram, subhâna man labisal 'izza wa huwa lahû ahlun.
Artinya: "Maha Suci Dzat yang hanya kepada-Nya tasbih dipanjatkan. Maha Suci Dzat Yang Mahaperkasa lagi Maha Mulia. Maha Suci Dzat yang menyandang keperkasaan, dan hanya Dia-lah yang pantas menyandangnya."

4. Bacaan Pagi dan Sore Hari

Amalan berikutnya adalah memperbanyak istighfar pada pagi dan sore hari selama bulan Rajab. Dalam kitab Al-Jâmi' karya Imam as-Suyuthi, yang dinukil dari Ibnu 'Asakir melalui Abi Umamah, disebutkan bahwa Wahab bin Munabbih berkata ia membaca dalam kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an, bahwa barang siapa beristighfar di bulan Rajab pada pagi dan sore hari dengan mengangkat kedua tangan dan membaca doa tertentu sebanyak tujuh puluh kali, maka kulitnya tidak akan disentuh oleh api neraka.

Doa istighfar yang dibaca pada pagi dan sore hari tersebut adalah:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ
Rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya.
Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku."

5. Sholat Malam 1 Rajab

Selain doa dan dzikir, amalan lain yang dapat dikerjakan pada awal bulan Rajab adalah melaksanakan sholat sunnah. Dalam sebuah riwayat yang dinisbatkan kepada Anas bin Malik RA, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa siapa saja yang melaksanakan sholat sunnah di malam bulan Rajab setelah sholat maghrib, dengan membaca surat Al-Ikhlas di setiap rakaatnya, maka ia beserta keluarga dan orang-orang yang berada dalam tanggungannya akan dipelihara dari berbagai malapetaka di dunia serta siksa di akhirat.

Menurut Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam Buku Harian Orang Islam, riwayat ini menjadi dasar bagi sebagian ulama dan masyarakat untuk mengamalkan sholat sunnah khusus di awal bulan Rajab, terutama pada malam tanggal 1 Rajab. Sholat ini dilakukan sebanyak sepuluh rakaat dengan lima kali salam, dikerjakan dua rakaat sekali salam, sebagaimana sholat sunnah pada umumnya.

Niat sholat sunnah Rajab tersebut adalah:
اُصَلِّي سُنَّةً لِشَهْرِ رَجَبَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatan lisyahri Rajaba rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Rajab dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

Pada rakaat pertama, setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali. Pada rakaat kedua, setelah Al-Fatihah, dibaca surat Al-Kafirun sebanyak tiga kali. Setelah salam, dianjurkan membaca doa sebagai bentuk dzikir dan pengharapan kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca setelah sholat tersebut adalah:
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
اللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup serta tidak akan mati. Di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau halangi. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bagi pemiliknya selain dari-Mu."

6. Sholat pada Malam Jumat Pertama

Selanjutnya, dikutip dari buku 12 Bulan Mulia tulisan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, ada amalan sholat sunnah raghaib yang dianjurkan pada malam Jumat pertama Rajab. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai keabsahannya.

Jumhur ulama mutaakhirin menyatakan bahwa sholat Raghaib tidak memiliki dasar hadits yang shahih. Bahkan dinilai sebagai bidah serta bersumber dari riwayat yang lemah dan dusta. Meski demikian, sebagian kalangan tetap menganjurkan sholat ini dengan bersandar pada riwayat panjang yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Anas bin Malik RA.

Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." Ketika ditanya makna "bulan Allah", beliau menjelaskan bahwa Rajab adalah bulan ampunan, bulan diharamkannya peperangan, bulan diterimanya tobat, serta bulan keselamatan bagi orang yang berpuasa di dalamnya. Dalam riwayat yang sama juga disebutkan keutamaan malam Jumat pertama bulan Rajab yang dinamai malaikat sebagai malam Ar-Raghaib.

Riwayat tersebut kemudian menjelaskan tata cara sholat Raghaib, yaitu sholat 12 rakaat yang dikerjakan antara maghrib dan isya pada malam Jumat pertama bulan Rajab, dengan bacaan Al-Fatihah, surat Al-Qadr, dan Al-Ikhlas dalam jumlah tertentu, disertai shalawat dan dua kali sujud dengan doa khusus. Dalam lanjutan hadits itu juga disebutkan janji ampunan dosa yang sangat besar serta balasan pahala yang menemani pelakunya hingga hari kiamat.

Meski riwayat ini populer dalam sebagian kitab dan tradisi, para ulama ahli hadits menegaskan bahwa sanad dan matannya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk bersikap bijak.

Jika ingin menghidupkan malam Jumat di bulan Rajab, para ulama sepakat bahwa memperbanyak sholat sunnah secara umum, dzikir, istighfar, dan doa tetap merupakan amalan yang sah dan dianjurkan. Kita sebaiknya tidak mengkhususkan bentuk ibadah tertentu yang tidak memiliki dasar kuat.

7. Berpuasa

Puasa pada tanggal 1, 2, dan 3 bulan Rajab termasuk amalan yang dianjurkan untuk mengawali bulan mulia ini. Puasa dilakukan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT sekaligus latihan spiritual sebelum memasuki bulan-bulan berikutnya, terutama Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas RA yang dikutip dalam Buku Harian Orang Islam tulisan Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, puasa di awal bulan Rajab memiliki keutamaan tersendiri. Disebutkan bahwa puasa pada hari-hari tersebut memiliki nilai penghapus dosa sesuai dengan jumlah hari pelaksanaannya.

Ibnu Abbas RA berkata:

"Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama tiga tahun, puasa pada hari kedua menjadi kafarat selama dua tahun, puasa pada hari ketiga menjadi kafarat selama satu tahun, dan setiap hari setelah itu menjadi kafarat selama satu bulan." (HR. Abu Muhammad al-Khalali)

Itulah tadi tujuh amalan bulan Rajab yang dianjurkan untuk dikerjakan sebagai bentuk ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perlu dipahami bahwa sebagian amalan tersebut memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait kekuatan dalilnya. Oleh karena itu, setiap ibadah hendaknya dilakukan dengan niat ikhlas, sikap kehati-hatian, dan tidak meyakini keutamaan tertentu secara mutlak. Wallâhu a'lam bish-shawâb.




(par/par)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads