Perbedaan patokan kalender Masehi dan Hijriah dalam menentukan awal bulan menyebabkan tanggal yang berlainan pula. Kalender Masehi menggunakan dasar pergerakan Matahari, sedangkan kalender Hijriah mengacu pada Bulan.
Masyarakat Indonesia biasa memakai tanggalan Masehi untuk panduan hidup sehari-hari. Padanya, tanggal-tanggal peringatan besar, baik nasional maupun internasional ditetapkan.
Namun, tanggalan Hijriah juga diperlukan. Mengingat, mayoritas orang Indonesia menganut agama Islam dan syariat-syariat Islam dikerjakan berdasar tanggal Hijriah. Di antaranya adalah sholat Idul Fitri, puasa sunnah Ayyamul Bidh, dan penyembelihan hewan kurban.
Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk mengetahui tanggal Hijriah yang tepat setiap hari. Bagaimana dengan hari ini? Simak konversi Selasa, 2 Desember 2025 ke dalam tanggalan Hijriah menurut pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah via uraian berikut.
Kalender Hijriah Hari Ini 2 Desember 2025
Kalender Hijriah 2 Desember 2025 Menurut Pemerintah
Tanggal hijriah versi pemerintah dapat ditilik melalui Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama. Dalam kalender itu, tertulis bahwasanya 1 Jumadil Akhir 1447 H jatuh pada Sabtu, 22 November 2025.
Bulan keenam kalender Hijriah ini kemudian berlangsung selama total 29 hari menurut pemerintah. Baru pada 21 Desember mendatang, Jumadil akhir berganti Rajab. Perlu dicatat, kalender pemerintah disusun menggunakan metode hisab.
Atas acuan itu, pemerintah mengonversi 2 Desember 2025 menjadi 11 Jumadil Akhir 1447 H.
Kalender Hijriah 2 Desember 2025 Menurut NU
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU melalui Pengumuman Nomor 106/PB.08/A.II.11.13/13/11/2025 menetapkan 1 Jumadil Akhir 1447 H jatuh pada Sabtu, 22 November 2025. Penetapan ini didasarkan atas metode istikmal karena hilal tidak ada.
"Bedasarkan minimal lima metode ilmu falaq qath'iy maka pada Kamis Legi 29 Jumadal Ula 1447 H/20 November 2025 M hilal tidak ada di atas ufuk pada saat ghurub di seluruh Indonesia. Sehingga memenuhi butir kedua Keputusan Muktamar ke-34 NU tahun 2021 terkait posisi ilmu falak dalam penentuan waktu ibadah," bunyi poin nomor 1 surat itu, dikutip dari Instagram @falakiyahnu. .
Penggunaan metode istikmal atau penggenapan umur bulan menjadi 30 hari ini disebabkan tidak terlihatnya hilal di seluruh Indonesia. Alhasil, seperti sabda Nabi Muhammad SAW, umur bulan berjalan dijadikan 30 hari dan baru esoknya, masuk bulan baru.
Almanak 2025 yang dirilis Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang NU Kabupaten Bojonegoro juga memberikan informasi serupa. Tertulis bahwasanya 1 Jumadil Akhir jatuh bertepatan dengan Sabtu, 22 November 2025.
Atas dasar informasi tersebut, NU menetapkan 2 Desember 2025 sebagai 11 Jumadil Akhir 1447 H.
Kalender Hijriah 2 Desember 2025 Menurut Muhammadiyah
Terhitung mulai 1447 H, Muhammadiyah menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai acuannya. Kalender ini diciptakan untuk membuat tanggalan yang sama bagi umat Islam di seluruh belahan dunia.
Dirujuk dari situs resmi KHGT Muhammadiyah, Jumadil Akhir 1447 H tertulis jatuh pada Jumat, 21 November 2025. Artinya, Muhammadiyah lebih cepat sehari ketimbang versi pemerintah dan NU.
Dengan demikian, Muhammadiyah menetapkan 2 Desember 2025 sebagai 12 Jumadil Akhir 1447 H.
Amalan untuk Lansia
Setelah malaikat pencabut nyawa menarik keluar roh dari jiwa manusia, seorang muslim tidak bisa lagi berbuat amal. Oleh karena itu, setiap detak jantung yang masih diperkenankan Allah SWT mesti dimanfaatkan sebaik mungkin.
Pada masa senja alias lanjut usia (lansia), tubuh manusia telah melemah. Dengan demikian, kita tidak bisa lagi menabung pahala lewat amalan-amalan yang membutuhkan kondisi fisik mumpuni. Sebut saja langsung menyembelih hewan kurban, membagikan bantuan sosial, hingga puasa.
Namun, bukan berarti ketika sudah tua, seorang muslim boleh berleha-leha tanpa berbuat amal kebajikan. Dikutip dari buku Amalan Terbaik di Ujung Usia tulisan Nor Kandir, alasannya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Artinya: "Sungguh, amal itu tergantung pada penutupnya." (HR Bukhari no 6607)
Pertanyaannya, amalan apa yang cocok dikerjakan oleh lansia? Berikut beberapa di antaranya sebagai referensi:
1. Rutin Istighfar
Istighfar bertujuan memohon pengampunan dari Allah SWT atas segala dosa yang pernah diperbuat. Mengingat, seorang manusia biasa tidak pernah luput dari yang namanya kelalaian. Nah, istighfar akan membantu menambal kekurangan-kekurangan itu.
Ada banyak amalan istighfar yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Contohnya, istighfar sebanyak 3 kali yang dibaca setiap kali selesai menunaikan sholat. Juga doa kaffaratul majelis yang berisikan tasbih dan istighfar.
2. Berprasangka Baik
Menjelang akhir usia, hendaknya seorang muslim berprasangka baik kepada Allah SWT atau dikenal sebagai husnudzan. Alih-alih dosa, ia lebih baik mengingat janji Allah SWT berupa ampunan, rahmat, dan seterusnya.
Hal ini didasarkan atas sabda Nabi Muhammad SAW tiga hari sebelum beliau wafat:
لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
Artinya: "Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi dia husnudzan kepada Allah." (HR Muslim no 2877)
3. Fokus pada Ibadah Fardhu
Seorang yang telah lanjut usia disarankan untuk berfokus mengerjakan ibadah-ibadah fardhu. Sebab, pondasi amal seorang hamba bukan terletak pada amalan-amalan sunnah, tetapi wajib.
Jangan sampai, karena terlalu berfokus dengan ibadah sunnah, amalan wajib jadi terbengkalai. Di sisi Allah SWT, tetaplah amal fardhu yang punya kedudukan paling tinggi. Rasulullah SAW pernah bersabda:
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Artinya: "Tiada seorang hamba-Ku yang mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya (fardhu)." (HR Bukhari no 6502)
Di antara amalan-amalan wajib adalah sholat fardhu, zakat, dan melunasi utang.
4. Melunasi Utang
Utang yang belum terbayarkan harus segera dilunasi. Tidak main-main, Rasulullah SAW memberi peringatan keras kepada siapa saja yang mengabaikan utang. Peringatan itu tercantum dalam hadits shahih riwayat Muslim:
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
Artinya: "Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang." (HR Muslim no 1885)
Bayangkan, orang yang mati syahid saja tidak diampuni utangnya. Apalagi bagi orang yang meninggal dunia karena sudah berusia udzur. Sebelum mengucurkan uang untuk sedekah sunnah, utang harus diprioritaskan.
5. Menjauhi Hal-hal yang Haram
Amalan lainnya menjauhi diri dari hal-hal yang diharamkan. Contohnya adalah meninggalkan ghibah, menghentikan kebiasaan berkata kotor, menjauhi transaksi riba, dan menguatkan hati untuk tidak melakukan hal-hal yang meragukan alias syubhat.
Tahukah kamu, menjauhi hal-hal yang haram lebih ditekankan ketimbang mengerjakan amalan sunnah. Logikanya mudah saja, mengerjakan hal haram berarti dosa, sedangkan meninggalkan amalan sunnah tidak berarti mendapat dosa.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Artinya: "Apa pun yang aku larang kalian darinya, maka jauhilah. Dan apa pun yang aku perintahkan kalian dengannya, maka lakukanlah semampu kalian." (HR Muslim no 1337)
Itulah informasi lengkap mengenai kalender Hijriah hari ini 2 Desember 2025 dan deretan amal untuk para lansia. Semoga bermanfaat!
Simak Video "4 Fakta Unik dan Sejarah Kalender Hijriah"
(sto/apl)