9 Warga Brebes Korban 'Perbudakan' Dipulangkan: Kerja 12 Jam Sehari-Gaji Minus

9 Warga Brebes Korban 'Perbudakan' Dipulangkan: Kerja 12 Jam Sehari-Gaji Minus

Imam Suripto - detikJateng
Kamis, 20 Nov 2025 14:36 WIB
Para pekerja asal Brebes korban perbudakan di Halmahera Tengah, Maluku Utara saat tiba di Kantor Pemkab Brebes, Rabu (19/11/2025).
Para pekerja asal Brebes korban perbudakan di Halmahera Tengah, Maluku Utara saat tiba di Kantor Pemkab Brebes, Rabu (19/11/2025). Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes -

Sembilan warga Brebes korban penipuan kerja di Maluku Utara dipulangkan. Selama di perantauan, mereka dipekerjakan selama 12 jam sehari dengan upah yang sangat minim.

Para pekerja ini dipulangkan Rabu, 19 November 2025 pukul 22.00 WIB. Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Brebes, Warsito Eko Putro, menyebut pemulangan pekerja ini merupakan atensi Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma.

Eko menyebut para pekerja ini merupakan korban perbudakan modern. Mereka dipekerjakan di sektor konstruksi sebagai pembantu tukang (helper) di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pekerja ini korban perbudakan moderen di Halmahera Tengah Maluku Utara. Mereka dipekerjakan selama 12 jam, padahal ketentuanya maksimal 8 jam sehari," kata Eko saat ditemui di kantornya, Kamis (20/11/2025).

ADVERTISEMENT

Selain jam kerja yang panjang, pekerja ini juga menerima gaji hanya Rp 160 ribu per hari. Namun, gaji yang mereka terima tidak utuh karena harus dipotong sewa mes hingga makan.

"Gaji mereka dipotong biaya mes dan makan, tidak utuh. Jadi kadang misalnya ada yang sakit dan tidak kerja tetap harus bayar mes," lanjut Eko.

Proses pemulangan sembilan pekerja ini merupakan hasil koordinasi Pemkab Brebes, Baznas, dan Dinas Tenaga Kerja Pemkab Halmahera Tengah, Pemprov Maluku Utara, dan paguyuban orang Jawa di Maluku Utara.

Korban Ungkap Gaji Minus hingga Dipaksa Kerja 12 Jam

Salah seorang pekerja yang dipulangkan, Aji Sugondo, mengungkap awalnya mereka mendapat informasi lowongan kerja dari warga Desa Bulusari, Rosul. Kala itu, dia mendapatkan iming-iming pekerjaan di sektor konstruksi dengan upah bersih Rp 160 ribu per hari dengan jam kerja 4,5 jam.

"Awalnya itu ditawari kerja oleh Rosul, orang Bulusari kerja di Halmahera Tengah. Janjinya enak-enak, kerja cuma 4,5 jam. dan upah bersih Rp 160 ribu per hari. Mes gratis disediakan perusahaan," ujar Aji.

Aji menjelaskan mereka dibebani biaya transportasi sampai ke Surabaya. Sedangkan perjalanan dari Surabaya ke Halmahera Tengah akan dijemput perusahaan.

Pada 3 Oktober 2025 lalu, mereka berangkat ke Surabaya, dilanjutkan dengan menumpang kapal dan sampai di tujuan tanggal 8 Oktober malam. Namun, setiba di tempat kerja kondisinya tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Mes yang dijanjikan gratis ternyata harus bayar Rp 50 ribu per hari, biaya keberangkatan ditanggung pekerja, dan jam kerja sampai 12 jam sehari.

"Jam kerja justru 12 jam, padahal janjinya 4,5 jam sehari. Biaya pemberangkatan dibebankan ke pekerja, kalau dari Brebes kena Rp 2,3 juta per orang, tapi dari Jakarta kena Rp 2,7 juta per orang. Mes dan selimut yang dipakai juga kena biaya Rp 50 ribu per hari," beber Aji.

Selama kerja di Halmahera Tengah, Aji mengaku tidak mendapatkan uang. Hasil kerja selama beberapa minggu dipotong oleh mandor untuk mes dan biaya keberangkatan bahkan jika ditotal minus Rp 580 ribu.

Sedangkan, pekerja lainnya disebut ada yang minus jutaan karena sakit.

"Justru tidak ada sisa. Saya minus Rp 580 ribu bahkan teman saya sampai minus Rp 1-2 juta karena dia sakit dan hanya tidur. Jadi orang yang ga kerja tetap dihitung mes dan biaya selimut oleh mandor," ungkapnya.

Tidak kuat dengan kondisi tersebut, para pekerja asal Brebes ini pun nekat kabur hingga ke Ternate. Namun, di Ternate mereka hidup terlunta-lunta, tinggal di emperan toko, dan hanya makan dua kali sehari.

"Beli makanan mahal, Rp 30 ribu. Jadi beli satu untuk dua orang. Untuk bisa makan, ada yang minta kiriman uang dari keluarga," ucap Aji.

Sembilan pekerja ini baru bisa pulang setelah Pemkab Brebes bekerja sama Pemkab Halmahera Tengah dan Pemprov Maluku Utara memberikan bantuan. Mereka menggunakan kapal laut dan akhirnya sampai ke Brebes Rabu malam.

Berikut 9 Pekerja yang Dipulangkan

1. Herman (Desa Cikakak Banjarharjo)
2. Ahmad Rodin (Desa Pakijangan Bulakamba)
3. Aji Sugondo (Desa Pakijangan, Bulakamba)
4. Ilham Sutrisno (Desa Pakijangan, Bulakamba)
5. Ihya Ulumudin (Desa Pakijangan, Bulakamba)
6. Sugyo (Desa Pakijangan, Bulakamba)
7. Abdul Wirto (Desa Bangri, Bulakamba)
8. Hendra Setiawan (Desa Bangsri, Bulakamba)
9. M Dandi (Desa Cipelem, Bulakamba)
Salah satu pekerja, M Dandi terpaksa pulang terpisah dengan menumpang kereta api dari Surabaya karena alasan kesehatan.




(ams/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads