Polemik internal di SMPN 1 Bumiayu terus berlanjut. Kali ini wali murid dan para alumni mendatangi sekolah tersebut dan berharap kondisi SMPN 1 Bumiayu kondusif seperti semula.
Para perwakilan wali murid datang ke sekolah dan disusul massa dari para alumni SMPN 1 Bumiayu. Sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan dari Komisi 4 DPRD Brebes memasuki sekolah tersebut. Kemudian terlihat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Brebes, Caridah masuk pukul 12.00 WIB.
Kedatangan mereka untuk menyampaikan sikap terkait polemik di SMPN 1 Bumiayu. Sejumlah spanduk dan poster dipasang sebagai bentuk aksi protes. Salah satu tulisan di spanduk yang dipasang di pagar yaitu, 'SMPN 1 Bumiayu harus bersih dari oknum-oknum nakal'.
Proses belajar mengajar tetap berjalan normal meski ada puluhan massa datang. Para wali murid, alumni, anggota DPRD, dan Kepala Dindikpora Brebes rela menunggu sampai kegiatan belajar selesai.
Salah seorang wali murid, Umi Hadiyanti, mengatakan kedatangannya sebagai bentuk aksi damai untuk mendukung SMPN 1 Bumiayu kembali menjadi sekolah yang elegan.
"Wali murid ini melakukan aksi damai sebenarnya untuk support SMPN 1 Bumiayu yang elegan. Kami merasa miris dengan adanya polemik saat ini yang merusak nama baik sekolah," ungkap Umi Hadiyanti ditemui di sekolah, Senin (17/11/2025).
Dia membeberkan, belakangan SMPN 1 Bumiayu viral dengan aksi demo siswa terkait penolakan Ina Purnamasari sebagai Plt kepala sekolah. Kemudian, lanjut dia, aksi demo siswa bukan karena ada yang menggerakkan, melainkan karena dari siswa itu sendiri.
Mereka menyebut Plt Kasek itu pernah menerima sanksi berat bersama tiga kepala sekolah lain dalam hal pengadaan soal ujian. Dampak dari sanksi ini, para kepala sekolah termasuk Ina dicopot jabatannya dan diturunkan pangkatnya
"Kami wali murid tegas, menolak pengangkatan Ina sebagai Plt Kepala SMPN 1 Bumiayu. Dia ada catatan catatan dalam kasus yang viral beberapa bulan lalu," kata Umi tegas.
Selain desakan menolak pengangkatan Ina, wali murid juga mendesak anggota Komite SMPN 1 mundur. Dia menyampaikan Komite Sekolah tidak mewakili pihak wali murid dalam polemik ini. Hal ini dibuktikan dengan munculnya surat rekomendasi agar empat guru yang dianggap penggerak demo dimutasi.
"Satu lagi, komite sekolah harus turun (mundur)," jelas dia.
Usulan Komite Sekolah Dibubarkan
Ketua Umum Keluarga Besar Alumni SMPN 1 Bumiayu, Fatkhurohman Wahid, menegaskan komite sekolah lebih baik dibubarkan. Tindakan komite mengusulkan mutasi 4 guru justru makin menambah masalah di internal sekolah.
"Kami keluarga besar alumni meminta Komite Sekolah dibubarkan. Dari pada menimbulkan dampak yang kurang baik, bubarkan saja," tegasnya.
Terpisah, Ferri Anggrianto dari Komisi 4 DPRD Brebes mengatakan pihaknya mengumpulkan data dan keterangan terkait masalah di SMPN 1 Bumiayu. Data dan keterangan itu nantinya dijadikan bahan untuk menerbitkan rekomendasi kepada Pemkab Brebes.
"Sudah saya himpun data dan keterangan. Akan kami bahas dalam rapat komisi dan kami laporkan ke pimpinan dewan. Setelah itu akan dijadikan rekomendasi," jelas Ferri.
Menanggapi aksi damai wali murid dan para alumni Ketua Komite SMPN 1 Bumiayu, Imam Santoso mengatakan aksi mereka merupakan salah satu proses demokrasi. Menurutnya, semua orang boleh menyampaikan pendapat.
"Itu kan salah satu proses demokrasi. Siapa saja boleh menyampaikan pendapat," kilanya.
Hingga usai pertemuan pukul 16.00, Ina Purnamasari, Plt Kepala SMPN 1 Bumiayu tidak bisa dimintai keterangannya. Saat aksi ini kepala sekolah tidak hadir. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Brebes, Caridah juga enggan diwawancara.
"Jangan wawancara mas," kata Caridah sambil masuk mobil.
Simak Video "Video: Babak Baru Demo Siswa SMP di Bumiayu, 4 Guru Diusulkan Bakal Dimutasi"
(aap/ams)