Upaya pengendalian banjir di Kabupaten Demak kini memasuki tahap yang lebih strategis. Pemerintah daerah menegaskan normalisasi sungai menjadi langkah teknis utama untuk mengatasi sedimentasi dan pendangkalan yang selama ini memperparah banjir tahunan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (Dinputaru) Demak menyebut sedimentasi merupakan masalah terbesar di sejumlah aliran sungai.
"Adanya sedimentasi dan pendangkalan sungai menjadi problem utama," ujar Kepala Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Dinputaru Demak, Naning Prihatiningsih dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11/2025).
Ia menjelaskan, kondisi tersebut sudah masuk dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai risiko bencana jangka panjang.
Dalam KLHS itu pula, pengelolaan sungai dan penanganan sedimentasi ditetapkan sebagai indikasi program prioritas untuk 20 tahun mendatang. Salah satu upaya konkret yang akan dilakukan adalah normalisasi sungai melalui pengerukan sedimen dan optimalisasi jalur drainase.
Langkah ini diproyeksikan menjadi fondasi teknis untuk memulihkan fungsi sungai yang selama ini menurun akibat pendangkalan. Naning menegaskan normalisasi sungai menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Demak dalam dua dekade ke depan.
"20 tahun ke depan salah satu fokus prioritas Kabupaten Demak adalah normalisasi sungai-sungai," ujarnya.
Meski banyak sungai bukan berada dalam kewenangan pemerintah kabupaten, koordinasi dilakukan dengan pemilik kewenangan seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) atau Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru). Koordinasi dengan pemerintah pusat, lanjutnya, sudah berjalan, terutama untuk kawasan pesisir seperti Karang Tengah dan Sayung.
"Bahkan untuk Karang Tengah dan Sayung, yaitu kawasan pesisir, ini kita sudah mengajukan untuk normalisasi ada sekitar 7 sungai besar di sana," kata Naning menambahkan.
Proses normalisasi nanti akan dilaksanakan oleh BBWS Pemali Juwana. Tahapan teknis yang disiapkan meliputi pengerukan sedimen di badan sungai, kemudian memindahkannya ke lokasi lain atau menata sedimen tersebut di kanan-kiri aliran sungai sesuai kebutuhan kontur dan kapasitas aliran.
"Kalau di dalam gambarnya, nanti semua sungai dilakukan pengerukan. Kemudian sedimennya ada yang di-hauling (dipindahkan) ke tempat lain, ada yang ditaruh di kanan kiri dari sungai itu sendiri," jelas Naning.
Dengan langkah teknis ini, Pemerintah Kabupaten Demak optimistis fungsi sungai akan kembali membaik, sehingga risiko banjir dapat ditekan secara bertahap dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Simak Video "Video: Warga Terdampak Banjir Cidadap Sukabumi Inginkan Normalisasi Sungai"
(akn/ega)