Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Demak terus berupaya menekan angka stunting. Usaha tersebut dilakukan secara komprehensif sejak usia remaja.
Kepala Dinkesda Demak, Ali Maimun mengatakan pihaknya aktif melakukan penanganan terhadap anak stunting. Namun Dinkesda juga kini melakukan upaya pencegahan adanya anak stunting baru.
"Penanganan stunting itu tidak hanya sebatas pada anak yang stunting. Tetapi bagaimana kita sekarang sudah berupaya untuk melakukan pencegahan jangan sampai ada stunting baru," kata Ali, Rabu (12/11/2025).
Menurut Ali, pencegahan agar tidak ada anak stunting baru merupakan langkah yang paling optimal. Karena saat anak sudah terkena stunting, penanganannya akan lebih sulit.
"Karena kalau sudah stunting itu diintervensi lebih susah, keberhasilannya kalau di bawah dua tahun mungkin tinggi, sekitar 80 persen. Tapi kalau sudah lebih dari dua tahun keberhasilannya akan menurun," ujar Ali.
Ali menyebut pencegahan stunting di Demak sudah dimulai sejak masa remaja. Salah satu inovasi yang dilakukan Dinkesda Demak yaitu Program Grabdabu.
"Jadi kami punya kegiatan inovasi mulai dari remaja dengan pemberian tablet tambah darah untuk siswa SMP-SMA yang perempuan. Namanya Gerakan Bersama Minum Tablet Tambah Darah Setiap Hari Rabu atau disingkat Grabdabu," jelas Ali.
Dinkesda Demak juga menggelar rangkaian acara di sekolah-sekolah dengan tajuk Aksi Bergizi. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah memastikan asupan gizi siswa di rumah sudah tercukupi.
"Kita juga lakukan Aksi Bergizi. Mereka bawa makan sendiri nanti dinilai apakah kandungan gizinya mencukupi atau tidak. Di situ juga ada kegiatan tambah darah, makan bersama, kemudian senam dan ada penyuluhannya," tutur Ali.
Ali mengatakan pihaknya juga terus mengawal pencegahan stunting pada calon pengantin. Di fase ini, Dinkesda memberikan edukasi terkait pernikahan termasuk di dalamnya persiapan kehamilan.
"Calon pengantin itu harapannya kalau dia hamil tetap sehat, maka edukasi kita berikan. Kemudian tidak lupa juga pemberian tablet tambah darah juga masih sampai dia hamil," jelas Ali.
Saat memasuki fase kehamilan, Dinkesda makin intensif dalam pencegahan stunting. Ali menyebut pihaknya memberikan fasilitas pemeriksaan kehamilan rutin atau antenatal care serta ultrasonografi (USG).
"Sudah hamil kan ada janin yang dikandung, supaya tidak stunting berarti ibunya harus sehat. Untuk itu, kita ada program antenatal care, 12 indikator yang kita periksa," ujar Ali.
"Kemudian ada USG yang dilakukan oleh dokter. USG dilakukan oleh dokter itu dua kali, pada trimester pertama sama trimester ketiga," tambahnya.
Selain itu, Dinkesda melakukan pemeriksaan lain untuk mencegah terjadinya stunting. Pemeriksaan itu meliputi laboratorium, memantau perkembangan fisik, dan kondisi kejiwaan ibu hamil.
"Pemeriksaan laboratorium di antaranya adalah pemeriksaan sifilis, HIV AIDS, TBC. Kemudian pemeriksaan fisiknya, ingkar lengan, lingkar perut, hingga berat badan," ungkap Ali.
"Juga apakah ada gejala-gejala penyakit jiwa atau tidak. Karena kalau ibunya stres janinnya ikut stres, ibunya stres, makannya kurang, nggak bisa merawat diri sendiri, janinnya juga enggak terurus," tambahnya.
Pelayanan ini merupakan komitmen Pemkab Demak dalam upaya pengentasan stunting. Program pencegahan stunting ini dapat diakses masyarakat di Demak secara cuma-cuma.
"Sama sekali enggak dikenakan biaya. Termasuk yang enggak tidak tercover BPJS, termasuk USG dua kali itu gratis," pungkas Ali.
(anl/ega)