Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, masih berjalan baik. Pernyataan ini ia sampaikan saat peresmian pabrik Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Kamis 6 November 2025, setelah muncul isu bahwa ia 'takut' atau masih berada di bawah kendali Jokowi.
Dilansir detikNews, Prabowo menyebut tidak ada titipan atau kendali dari Jokowi dalam pemerintahannya. Ia menepis tudingan tersebut sambil menegaskan bahwa keduanya telah bersahabat sejak lama.
"Aku hopeng sama beliau, kok takut," ujar Prabowo dalam acara tersebut.
Pernyataan itu kemudian memunculkan rasa penasaran publik: sebenarnya apa arti 'hopeng' yang disebut Prabowo? Istilah ini kerap muncul dalam budaya pergaulan di sejumlah daerah, terutama di wilayah dengan pengaruh Tionghoa-Jawa yang kuat. Lalu, apa maknanya dan kenapa Prabowo memakai kata itu? Mari bahas lebih lanjut, detikers!
Poin utamanya:
- Prabowo menyebut hubungannya dengan Jokowi sebagai hopeng, yang berarti persahabatan atau kemitraan yang kuat dan saling percaya.
- Konsep hopeng berasal dari budaya bisnis Tionghoa, di mana hubungan lebih dari sekadar kerja, tetapi melibatkan komitmen dan dukungan untuk meraih sukses.
- Masyarakat Tionghoa juga mengenal konsep hopeng, hoki, dan hong shui untuk meraih kesuksesan.
Apa Arti Hopeng yang Disebutkan Prabowo?
Hopeng adalah istilah yang digunakan dalam budaya bisnis Tionghoa untuk menggambarkan kemitraan atau persahabatan yang mendalam. Dalam konteks bisnis, hopeng tidak hanya sekadar hubungan kerja, tetapi juga menjalin ikatan yang saling percaya, membantu, dan berkomitmen.
Menurut Chandra Halim dalam bukunya Dinamika Etos Kerja Masyarakat Tionghoa Yogyakarta, hopeng sangat berpengaruh dalam perkembangan usaha. Dengan adanya hopeng, seorang pedagang Tionghoa dapat lebih mudah membangun kerjasama bisnis yang sukses. Hal ini menunjukkan bahwa persahabatan sejati dalam bisnis lebih dari sekedar keuntungan finansial semata.
Lebih lanjut, hopeng juga erat kaitannya dengan koneksi yang kuat antara pihak-pihak yang terlibat. Hopeng bukanlah hubungan yang bisa terbentuk dalam waktu singkat. Sebaliknya, hubungan ini dibangun seiring waktu melalui proses kepercayaan yang teruji.
Dalam buku Impossible Possible, Dyah Hasto Palupi menjelaskan bahwa hopeng adalah relasi terpercaya yang tidak hanya mengutamakan keuntungan bisnis, tetapi juga memiliki nilai-nilai persahabatan yang tinggi, seperti komitmen, kesetiakawanan, dan saling percaya. Oleh karena itu, untuk menjadi hopeng, seseorang harus menunjukkan kedekatan dan keintiman dalam hubungan yang lebih dari sekedar urusan pekerjaan atau bisnis.
Jadi, hopeng dapat diartikan sebagai dasar penting dalam menjalin kemitraan yang langgeng dalam bisnis. Dalam hubungan ini, kepercayaan dan kesetiaan menjadi pondasi yang sangat dihargai.
Mengenal Filosofi Hopeng, Hoki, dan Hong Shui
Dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, terutama dalam menjalani bisnis dan kehidupan sehari-hari, terdapat tiga konsep penting yang dikenal luas, yaitu hopeng, hoki, dan hong shui. Ketiga istilah ini merupakan bagian dari filosofi hidup yang dipegang teguh oleh komunitas Tionghoa, dan masing-masing memiliki makna yang dalam.
Suhana Lim dalam bukunya Fengshuipedia mengungkapkan bahwa ketiganya berperan sebagai mantra sakti. Mantra tersebut membantu banyak orang, terutama di perantauan, untuk mengarungi kehidupan yang penuh tantangan.
1. Hopeng
Hopeng yang berarti teman baik adalah konsep yang diidentifikasi sebagai keberuntungan manusia atau human luck. Seperti yang dijelaskan dalam Dinamika Etos Kerja Masyarakat Tionghoa Yogyakarta oleh Chandra Halim, hubungan yang saling percaya, komitmen, dan kerja sama yang terjalin antara teman atau mitra bisnis sangat penting untuk keberhasilan.
Hopeng bukan hanya sekedar persahabatan, tetapi juga melibatkan bantuan dan dukungan dalam menjalani kehidupan. Dengan memiliki hopeng, seseorang akan lebih mudah untuk meraih sukses dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam bisnis.
2. Hoki
Hoki atau keberuntungan, menurut Suhana Lim, adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam komunitas Tionghoa, keberuntungan dianggap lebih utama dibandingkan dengan kepintaran, seperti yang tertuang dalam ungkapan "Hoki te it, pun su te ji," yang berarti "Keberuntungan nomor satu, kepintaran nomor dua."
Konsep hoki ini menggambarkan bagaimana faktor eksternal yang tidak dapat kita kendalikan. Misalnya takdir atau nasib baik yang dapat memainkan peran besar dalam kesuksesan hidup seseorang.
3. Hong Shui
Di sisi lain, hong shui atau feng shui dikenal sebagai keberuntungan bumi atau earth luck. Lim menjelaskan bahwa keadaan dan kondisi tempat tinggal atau lingkungan sekitar kita berpengaruh besar dalam kehidupan kita.
Feng shui yang baik diyakini akan mendatangkan kemudahan dan keberuntungan, sementara feng shui yang buruk dapat membawa kesulitan. Hal ini menunjukkan pentingnya penataan lingkungan, baik itu rumah maupun tempat bekerja, agar dapat memaksimalkan potensi keberuntungan.
Ketiga konsep ini merupakan filosofi yang saling melengkapi dan mendasari cara orang Tionghoa menjalani hidup. Mengandalkan keberuntungan manusia melalui hubungan yang baik, memperhatikan kondisi lingkungan yang mendukung, dan tidak lupa memanfaatkan faktor keberuntungan adalah cara mereka memandang dan menjalani kehidupan.
Kini kamu sudah mengetahui apa itu hopeng yang disebutkan Prabowo kan, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!
Simak Video "Video Pengakuan Jokowi Minta Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode"
(par/alg)