Bagi Maman, bekerja di bawah terik matahari bukan beban. Justru di situlah ia menemukan arti baru dalam menjalani sisa hukuman di Lapas Permisan, Nusakambangan.
"Seperti kita kerja di proyekan, kaya masang instalasi paralon, perlengkapan tambak," ujar Maman menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui, Rabu (5/11/2025).
Tiga minggu lalu, pihak lapas baru saja menanam benur bibit udang di kolam percobaan. Bagi Maman, ini pengalaman pertama menambak.
"Awalnya kita cuma disuruh masang terpal, ditarik manual. Setelah itu, karena di sini masih banyak pekerjaan, jadi kita diperbantukan terus," katanya.
Sebelumnya, Maman mengamu tak pernah bersentuhan dengan dunia perikanan. Tapi kini, setiap pagi ia turun langsung ke tambak.
Proyek tambak udang di Lapas Permisan ini memang dirancang tak hanya untuk kebutuhan ekonomi, tapi juga pembinaan keterampilan bagi warga binaan. Maman mengaku bersyukur bisa ikut andil dalam program ini.
"Selama di sini masih ada pekerjaan, ya selama itu juga kita bantu. Hasilnya buat tambahan makan sehari-hari di lapas. Itungannya harian, disebutnya premi. Sehari Rp 50 ribu. Alhamdulillah bisa buat jajan dan tabungan," ujarnya.
Maman kini sudah empat tahun menghuni Nusakambangan. Ia dipindahkan dari Lapas Pekalongan yang saat itu terendam banjir. Setelah sempat berpindah ke Semarang dan Lapas Narkotika, akhirnya ia menetap di Lapas Permisan sejak 2021.
"Hukuman saya 16 tahun. Masih sekitar 6 tahun lagi kalau dihitung sekarang," tutur pria bertopi ini.
Meski hidup di balik jeruji, Maman merasa ada hal positif dari rutinitas barunya di tambak. Aktivitas ini, katanya, jadi obat penawar rasa jenuh.
"Alhamdulillah, dari segi manfaat banyak. Bisa dapat pengalaman, nggak jenuh. Kalau di dalam terus kan jenuh, itu-itu aja," ujarnya menutup percakapan.
Simak Video "Video Penampilan Baru Ammar Zoni yang Mendekam di Lapas Nusakambangan"
(afn/apu)