BPBD Jateng Sebut Banjir Semarang Masih Tergolong Sedang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 03 Nov 2025 19:05 WIB
Kepala BPBD Jateng, Bergas C Penangguhan, di Tol Semarang-Demak, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Senin (3/11/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng), Bergas Catursasi Penangguhan, menyebut banjir di Kota Semarang belum tergolong berat. Ia menyebut banjir tak kunjung surut karena saat ini merupakan masa transisi dari kemarau ke musim hujan.

Hal itu dikatakan Bergas usai kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Tol Semarang-Demak, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Ia menyebut, dibandingkan tahun sebelumnya, banjir yang melanda 10 hari terakhir tahun ini belum tergolong berat.

"Sebetulnya (banjir) ini (kategorinya) sedang. Belum yang kelas berat, itu belum. Hanya saja belum beres. Apalagi ditambah OMC (Operasi Modifikasi Cuaca)," kata Bergas di lokasi, Senin (3/11/2025).

"Tapi tinggal memperbaiki sistem, kolam retensi ini sebagai penyeimbang sistem mekanisme air yang masuk ke Kota Semarang. Karena itu satu-satunya cara," lanjutnya.

Ia mengatakan, sudah ada kajian terkait kolam retensi yang kini dibangun. Pihaknya masih dalam tahap melengkapi sistem yang kurang.

"Kemudian pompa itu mobile pump ada 30, yang existing termasuk rumah-rumah pompa itu di Tenggang ada 6, di Sringin ada 5, Trimulyo ada 2. Kapasitasnya bervariasi, ada yang 150-500," ungkapnya.

Bergas menyebut, banjir yang terjadi selama kurang lebih 10 hari lebih di Kaligawe itu disebut terjadi karena saat ini memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

"Ini kan masa transisi. Kalau dari informasi BMKG, puncaknya di Januari-Februari, di masa transisi ini pasti hujannya deras, anginnya kencang," ungkapnya.

"Jadi, dari laporan-laporan kami pasti pohon tumbang itu banyak, hujan deras pasti terjadi, banjir di mana-mana. Itu di masa biasanya terjadi di situ," lanjutnya.

Terkait tanggul laut yang kerap disebut menimbulkan masalah baru dan menyebabkan banjir, Bergas mengatakan, hal itu terjadi karena pembangunan masih berjalan dan ada sistem yang harus dilengkapi.

"Tanggul laut ini justru menjadi solusi jangka panjang untuk mempertahankan Kota Semarang ini aman. Hanya saja sistem tanggul laut dalam kegiatan ini harus dilengkapi," tuturnya.

"Posisi kemarin terjadi banjir ini belum lengkap. Bukan berarti ini menjadi penyebab, tidak, maka dilakukan upaya-upaya," sambungnya.

Menurut Bergas, Satgas Pompanisasi yang diketuai dirinya itu juga dibentuk untuk mengkaji apa saja yang kurang. Satgas tersebut sudah bekerja sekitar 4 hari terakhir.

"Ternyata dalam kurun waktu 4 hari sudah bisa disaksikan, cenderung hampir di semua titik terjadi penyurutan," tuturnya.



Simak Video "Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat"

(apu/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork