Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Semarang bakal diterpa hujan hingga pekan depan. Sebab itu, BMKG pun mengingatkan masyarakat adanya risiko banjir susulan.
Dilansir detikNews, hal itu diungkapkan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto. Dia menyebut potensi terjadinya hujan di Semarang hingga 5 November 2025.
"30 Oktober - 31 Oktober: Hujan ringan masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Semarang, terutama pada siang dan sore hari," kata Guswanto kepada wartawan, Kamis (30/10/2025).
"1-5 November: Cuaca diperkirakan mulai berawan, namun tetap ada potensi hujan lokal. Kelembaban tetap tinggi sehingga masyarakat tetap diimbau waspada," lanjutnya.
Guswanto menyebut banjir susulan masih berpotensi terjadi, terutama di wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai. Dia pun mengimbau warga Semarang melakukan pemantauan berkala informasi cuaca harian.
"Dengan kondisi tanah yang sudah jenuh air dan hujan yang masih berpotensi turun, risiko genangan dan banjir susulan tetap ada, terutama di wilayah rendah dan dekat aliran sungai," kata Guswanto.
"BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau informasi cuaca harian dan bagi instansi terkait agar mengoptimalkan sistem drainase dan pompa banjir," sambungnya.
Dia menjelaskan gangguan atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby menjadi penyebab cuaca mingguan di Semarang. Hujan lebat di Jateng pun juga dipicu oleh dua gelombang tersebut.
"BMKG juga merilis prospek mingguan bahwa gangguan atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby turut memicu hujan lebat di sejumlah wilayah termasuk Jawa Tengah," katanya.
Dia menyebut siklus gangguan MJO berlangsung sekitar 30-60 hari. Potensi hujan di Indonesia bakal meningkat signifikan lantaran fase tersebut terjadi.
"Gelombang Rossby, gelombang atmosfer skala besar yang bergerak dari timur ke barat, memengaruhi pola tekanan dan angin. Dapat memperkuat sistem konvektif lokal dan memperlambat pergerakan awan hujan," ungkapnya.
Dia menjelaskan hujan lebat, percepatan awal musim hujan, hingga anomali hujan di musim kemarau dipicu kombinasi MJO dan Rossby. Adanya gangguan atmosfer tersebut, lanjut, Guswanto, dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor.
"Potensi banjir dan tanah longsor, intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(apl/ams)