Difoto Diam-diam, Teman Kuliah Juga Jadi Korban Edit AI Cabul Chiko

Difoto Diam-diam, Teman Kuliah Juga Jadi Korban Edit AI Cabul Chiko

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 22 Okt 2025 14:49 WIB
Digital transformation technology strategy, IoT, internet of things. Businessman using smart phone with AI and Digital Icons design.
Ilustrasi penggunaan AI. (Foto: Getty Images/Busakorn Pongparnit)
Semarang -

Sejumlah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) diduga turut menjadi korban pelecehan berbasis digital yang dilakukan mahasiswa teman sekelasnya, Chiko Radityatama Agung Putra. Pelaku disebut kerap mengambil foto teman-teman sekelasnya secara diam-diam.

Hal itu diungkapkan salah satu korban berinisial FA (18). Ia mengatakan, dirinya bersama para korban sempat mendatangi rumah Chiko untuk mengklarifikasi perbuatannya. Saat itulah, terungkap kelakuan bejatnya.

"Di Google Drive-nya itu ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dipaparazi sama dia. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun dia masih kayak gitu. Jadi banyak anak FH Undip yang mungkin korbannya nggak tahu kalau dia dipaparazi," kata FA saat dihubungi detikJateng, Rabu (22/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan ada pula foto salah satu guru SMAN 11 Semarang yang tersimpan dalam akun Google Drive tersebut. Chiko merupakan alumni SMAN 11 Semarang.

"Guru fisika saya ketika beliau lagi hamil terus menjelaskan di papan tulis, difoto-foto sama dia. Kan sering anak SMA gurunya ngejelasin nanti ngefoto papan tulis buat dicatat, dia modusnya kayak gitu. Tapi ternyata yang difoto gurunya, bukan papan tulisnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Adapun, kasus ini bermula saat seorang teman korban menemukan akun X yang berisi kumpulan unggahan cabul dengan wajah para siswi SMAN 11 Semarang. Akun tersebut sudah aktif sejak 2021 dan mulai memuat konten vulgar sejak 2023.

"Jadi yang dilakukan sama Chiko ini, dia suka nge-screenshot postingan-postingan cewek di Instagram. Terus ada juga beberapa foto dia nge-paparazi-in," ungkapnya.

"Kalau aku sendiri ketika tidur di SMA, dia foto diam-diam terus dia jadiin header di akun yang ngepost hal-hal tidak senonoh. Kemudian ada dia ngefoto saya dari samping untuk memperlihatkan dada saya," lanjutnya.

Tak hanya itu, lanjut FA, Chiko juga mengunggah foto sejumlah perempuan yang sudah diedit menjadi foto tanpa busana.

"Dia juga ngedit beberapa cewek. Saya lupa tepatnya siapa aja, karena ternyata korbannya bukan dari anak SMA saya saja, ada juga anak-anak SMA lain yang saya nggak kenal, tapi yang saya tahu itu diedit fotonya ke AI, diedit jadi telanjang. Kalau tidak salah ada tiga-empat orang yang fotonya diedit pakai AI kemudian diunggah di akun X tersebut," urainya.

Hingga akhirnya, FA dan sejumlah korban yang geram, ditemani ayah salah satu korban, mendatangi rumah Chiko untuk mengklarifikasi hal yang diperbuatnya, Selasa (7/10). Saat didatangi, Chiko sempat mengelak.

"Kami akhirnya datangi rumahnya. Awalnya dia nggak mau ngaku, tapi setelah kami tunjukkan bukti-buktinya, dia akhirnya mengaku. Katanya cuma 'gabut dan penasaran sama AI'," tutur FA.

Para korban pun melaporkan hal yang dilakukan Chiko itu kepada kakak dan orang tua Chiko. Mereka meminta agar foto-foto korban dihapus sekaligus akun X yang mengunggah foto tak senonoh tersebut.

Meski akun sudah dihapus, FA mengaku tak pernah ada permintaan maaf yang terlontar dari mulut Chiko. Selama ini, para korban hanya mengetahui adanya permintaan maaf dari video klarifikasi Chiko yang diunggah SMAN 11 Semarang.

"Dia nggak pernah minta maaf langsung. Saat kami datang pun, dia masih bisa senyum-senyum. Waktu klarifikasi di video Instagram sekolah juga cuma baca teks, seperti nggak merasa bersalah," ujar FA.

FA menyebut, para korban tak ingin kasus itu berhenti sampai di sini. Kini, mereka sedang menyiapkan langkah hukum dengan bantuan salah satu alumni yang berprofesi sebagai advokat. Mereka berharap pelaku mendapat hukuman berat, baik secara hukum maupun etik dari pihak kampus.

"Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Jangan sampai dia kuliah lagi di tempat lain dan mengulangi perbuatannya," tegas FA.

Sebelumnya, para korban juga sudah berencana untuk melapor. Namun sayangnya, bantuan dari pihak sekolah dirasa masih kurang. Mereka mengaku kecewa lantaran tindak lanjut dari sekolahnya masih kurang.

"Kayaknya membawa ini ke jalur hukum jadi harapan kami satu-satunya. Karena jujur dari kampus belum ada titik terang, dari SMA kami juga tidak ada titik terang. Kami malah dilempar ke sana kemari. Disuruh lapor ke dinas ini, itu, tapi tidak ada bantuan, kami tidak diarahkan," tegasnya.

"Ini pun kali pertama kami mengalami kasus ini, seharusnya kan kami diarahkan meskipun kami juga bukan anak SMA itu lagi, tapi kan setidaknya bantulah kami karena ini menyangkut identitas sekolah. Bahkan foto batik sekolah kami pun juga ada di X," lanjutnya.

Ia pun berharap Undip dan SMAN 11 Semarang bisa segera memberi sanksi tegas bagi Chiko. Terlebih kepada Undip, ia menuntut agar Chiko bisa dikeluarkan dari kampus.

"Harapan kami di kampus, dia bisa di DO secara tidak terhormat dan juga tidak bisa menempuh pendidikan di kampus-kampus lain, karena yang ditakutkan dia melakukan yang sama," ungkapnya.

Sejak kasus ini mencuat, FA mengaku menjadi lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Ia menghapus hampir semua foto pribadinya untuk mencegah penyalahgunaan serupa. Ia juga menjadi lebih waspada kepada teman laki-laki.

"Saya jadi takut banget upload foto di Instagram. Bahkan Instagram saya yang awalnya ada profile picture-nya, terus ada posting foto saya pribadi, sampai ada highlight-nya, itu saya hapus. Saya juga nggak pakai profile picture di Instagram karena masih waswas," katanya.

Diberitakan sebelumnya, alumnus SMA Negeri 11 Semarang bernama Chiko bikin geger usai melakukan pelecehan seksual berbasis digital. Ia diduga menyebarkan konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan memanipulasi wajah siswi dan seorang guru di sekolahnya dulu.

Kasus itu menjadi ramai di media sosial bahkan para siswa SMAN 11 Semarang demo meminta keadilan untuk korban yang jumlahnya banyak. Chiko sendiri sudah mengakui perbuatannya lewat rekaman video dan meminta maaf. Namun kasus itu makin parah setelah sejumlah fakta terungkap.




(aap/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads