Kalender Hijriah Hari Ini 21 Oktober 2025 dan Jumlah Air Wudhu Nabi SAW

Kalender Hijriah Hari Ini 21 Oktober 2025 dan Jumlah Air Wudhu Nabi SAW

Nur Umar Akashi - detikJateng
Selasa, 21 Okt 2025 09:17 WIB
Ilustrasi wudhu
Ilustrasi wudhu. Foto: Getty Images/iStockphoto/Aryo Hadi
Solo -

Tanggal Hijriah dan Masehi menggunakan patokan yang berbeda untuk menentukan hari, yakni Bulan dan Matahari. Akibatnya, tanggal yang dihasilkan turut berlainan. Lalu, 21 Oktober 2025 bertepatan dengan tanggal berapa Hijriah?

Disadur dari buku Fikih Kontemporer tulisan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, ada beberapa metode penentuan awal bulan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara rukyat alias melihat langsung. Bila langit tertutup sesuatu, seperti awan, Nabi SAW mengajarkan untuk menyempurnakan bulan berjalan menjadi 30 hari atau dikenal sebagai metode istikmal.

إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ ثُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلَاثِينَ يَوْمًا .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Apabila kalian melihat hilal maka berpuasalah dan apabila kalian melihatnya maka berhari rayalah. Dan apabila kalian terhalang maka sempurnakanlah tiga puluh hari." (HR Bukhari 4/106 dan Muslim no 1081)

Dalam perkembangannya, muncul metode hitungan (hisab) atau kombinasi rukyat-hisab. Cara penentuan awal bulan yang berbeda-beda membuat tanggal Hijriah mungkin berlainan.

ADVERTISEMENT

Bagi umat Islam, mengetahui tanggal Hijriah yang tepat per hari adalah perkara penting. Bagaimana tidak, tanggalan yang dimunculkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab tersebut adalah panduan dalam mengerjakan ibadah, seperti puasa.

Langsung saja, simak konversi tanggalnya untuk hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025 menurut pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah via uraian berikut.

3 Versi Kalender Hijriah Hari Ini 21 Oktober 2025

Kalender Hijriah 21 Oktober 2025 Menurut Pemerintah

Tanggalan versi pemerintah bisa dicek via Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama. Dalam kalender tersebut, pemerintah menetapkan awal Rabiul Akhir 1447 H pada Selasa, 23 September 2025.

Berdasar acuan tersebut, 21 Oktober 2025 bertepatan dengan 29 Rabiul Akhir 1447 H. Sebagai catatan, 29 Rabiul Akhir sejatinya telah dimulai sejak Senin, 20 Oktober 2025 waktu Maghrib. Mengingat, dalam kalender Hijriah, pergantian hari terjadi saat Matahari terbenam.

Kalender Hijriah 21 Oktober 2025 Menurut NU

Lembaga Falakiyah NU selalu memberi pengumuman penetapan awal bulan. Untuk Rabiul Akhir, pengumumannya tercantum dalam Surat Keputusan Nomor: 97/PB.08/A.II.11.13/13/09/2025. Tertulis bahwa 1 Rabiul Akhir jatuh pada Selasa, 23 September 2025.

"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Rabiul Akhir 1447 H bertepatan dengan Selasa Pon 23 September 2025 (mulai malam Selasa) atas dasar rukyah," bunyi keterangan dalam surat itu, dilansir Instagram @falakiyahnu.

Berdasar acuan tersebut, maka 21 Oktober 2025 oleh NU ditetapkan menjadi 29 Rabiul Akhir. Keterangan yang sama juga tercantum dalam Almanak Tahun 2025 rilisan Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang NU Bojonegoro.

Kalender Hijriah 21 Oktober 2025 Menurut Muhammadiyah

Terhitung sejak 1 Muharram 1447 H kemarin, Muhammadiyah menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) secara aktif. Harapannya, kalender ini dapat menyatukan umat Islam di seluruh belahan dunia.

Sebab, seperti keterangan di situs Suara Muhammadiyah, KHGT memakai konsep satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan tanggal di wilayah Bumi mana pun.

Dalam KHGT, Muhammadiyah menetapkan 1 Rabiul Akhir berbarengan dengan pemerintah dan NU, yakni pada Selasa, 23 September 2025. Atas acuan itu, Muhammadiyah menetapkan 21 Oktober menjadi 29 Rabiul Akhir 1447 H.

Akhir kata, pemerintah, NU, dan Muhammadiyah menetapkan 21 Oktober 2025 sebagai 29 Rabiul Akhir 1447 H.

Berapa Banyak Air yang Dipakai Nabi SAW untuk Wudhu?

Bagi umat Islam, kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai hal adalah rujukan menjalani kehidupan. Di antara yang perlu diperhatikan adalah jumlah air saat berwudhu. Mengingat, kita mungkin sering merasa terlalu boros memakai air 'hanya' untuk wudhu saja.

Disadur dari laman NU Online, Rasulullah SAW biasa berwudhu dengan air sebanyak 1 mud. Adapun untuk mandi, sang Khatamul Anbiya menghabiskan satu sha' sampai empat mud air. Dasarnya adalah riwayat berikut:

كَانَ النَّبِىُّ ﷺ يَغْسِلُ أَوْ كَانَ يَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ وَيَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ

Artinya: "Nabi Muhammad SAW mandi besar dengan air satu sha' hingga empat mud dan berwudhu dengan air satu mud." (HR Bukhari)

Kyai Maksum bin Ali dalam Fath al-Qadir fi Aja'ib al-Maqadir menyebut satu mud air setara dengan 786 gram. Adapun Dr Wahbah az-Zuhaily dalam al-Fiqh al-Islamiy Wa adillatuh berpendapat setara dengan 675 gram.

Bila dihitung dengan takaran tangan, satu mud adalah sebanyak yang bisa diambil dua telapak tangan orang dewasa ketika disatukan. Hanya saja, telapak tangan tersebut adalah milik orang Arab yang notabene sedikit lebih lebar dibanding orang Indonesia.

Atas dasar itu, berwudhu sebaiknya dilakukan dengan air secukupnya saja. Namun, jangan juga terlalu sedikit karena dikhawatirkan air jadi tidak merata. Dikutip dari laman Universitas Pakuan, Syaikh Khalid al-Jundi mengingatkan umat Islam untuk senantiasa berhemat air saat mengambil wudhu.

"Jangan buang-buang air meskipun dari sungai yang mengalir. Kita ini sering kali menggunakan air sepuasnya untuk berwudhu. Dan kita juga mengonsumsi air untuk diminum, sikat gigi, dan mencukur jenggot," jelasnya.

Sunnah-sunnah Wudhu

Selain pemakaian air secukupnya, ada sederet sunnah wudhu lain yang perlu detikers ketahui sehingga bisa mengamalkan. Berikut daftar beserta dalilnya, dikutip dari buku Sifat Wudhu dan Tayammum Nabi SAW tulisan Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi:

1. Bersiwak

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسَّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوء

Artinya: "Seandainya aku tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu." (HR Ahmad dengan derajat shahih)

2. Beristinsyaq

Istinsyaq sendiri adalah tindakan menghirup air ke dalam hidung saat berwudhu. Setelah itu, air dikeluarkan kembali. Rasulullah SAW bersabda:

وَبَالِغُ فِي الاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا

Artinya: "Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali ketika engkau sedang puasa." (HR Abu Dawud no 142, Tirmidzi no 788, an-Nasa'i no 114, dan Ibnu Majah no 448. Abu Thahir menyebut hadits ini shahih)

3. Menyela-nyela Jenggot

Utsman bin Affan RA berkata, "Nabi SAW biasa menyela-nyela jenggotanya (ketika berwudhu)." (HR Tirmidzi no 31 dan Ibnu Majah no 430. Sanadnya hasan).

Tata cara menyela jenggot adalah mengambil air, lalu menyimpannya di bawah dagu supaya meresap. Kemudian, pergunakan jari untuk menyela-nyelanya. Bila jenggot tipis, cukup dengan membasahi bagian dagu saja.

4. Mendahulukan Bagian Kanan

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُعْجِبُهُ التَّيَمُنُ فِي تَنَعُلِهِ وَتَرَجُلِهِ وَظُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِهِ

Artinya: "Rasulullah sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-baik)." (HR Bukhari no 186 dan Muslim no 268)

5. Berdoa setelah Wudhu

Begini bacaan doanya:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah." (HR Muslim no 234 dan Abu Dawud no 169)

Demikian informasi lengkap mengenai kalender Hijriah hari ini 21 Oktober 2025 dan jumlah air yang dipakai Rasulullah SAW untuk wudhu. Semoga bermanfaat!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads