Siswa SMAN 11 Semarang Demo Buntut Geger Chiko Alumnus Tukang Edit Foto Cabul

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 20 Okt 2025 10:17 WIB
Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Ratusan siswa SMA Negeri 11 Semarang menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah terkait kasus pelecehan berbasis digital yang melibatkan seorang alumnus SMA Negeri 11 Semarang, Chiko Radityatama Agung Putra. Chiko saat ini mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip).

Pantauan detikJateng, upacara bendera di SMAN 11 Semarang mendatangkan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng. Kepala DP3AP2KB, Emma Rachmawati hadir sebagai pembina upacara.

Para wartawan mulanya dilarang masuk untuk meliput saat Emma menyampaikan amanat selaku pembina upacara. Namun seusai upacara, tampak para siswa berseragam putih abu-abu melakukan unjuk rasa, sehingga akhirnya wartawan tetap masuk ke sekolah.

Tampak pihak guru dan kepala sekolah tak menduga akan adanya demo tersebut. Para siswa tampak membawa spanduk-betulisan tuntutan seperti 'Kami Butuh Keadilan!!!', 'Justice for SMAN 11', dan 'Korban Butuh Keadilan', 'Roro Out'.

Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Seorang siswa berorasi menggunakan megafon, dia menyampaikan tuntutan dengan lantang sementara para siswa lainnya meneriakkan yel-yel 'Keadilan! Keadilan! Keadilan!' secara berulang. Mereka menuntut keadilan untuk para korban Chiko yang merupakan siswa dan alumnus SMAN 11 Semarang.

"Kami meminta mediasi di ruangan terbuka maupun ruangan tertutup dengan kepala sekolah dan kami sebagai saksi, kami tidak akan ricuh, kami tidak akan anarkis," kata orator tersebut di depan para sekolah, Senin (20/10/2025).

Tampak para siswa yang mengenakan topi OSIS itu bersorak di depan para guru. Sementara para guru awalnya hanya menonton dan meminta mereka supaya kondusif.

"Kami akan tuntut untuk mengadakan ruang mediasi. Kami tidak akan tinggal diam. Ini demi keadilan. Teman kami adalah korban tapi mereka tidak mendapatkan keadilan. Kami sudah punya bukti-bukti jelas. Kami hanya minta kompensasi dan kejelasan," lanjut si orator.

Salah seorang orator yang merupakan siswa kelas 12, Albani Telanai P, menyatakan para siswa sudah geram dengan respons kepala sekolah dan pihak sekolah yang tidak segera menindak kasus pelecehan yang menyeret Chiko.

"Kami menindak keberlanjutan dari tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin SMA Negeri 11 Semarang. Karena sudah ada surat yang diberikan kepada Chiko, sudah jelas tertera di ruang terbuka secara umum, tapi kepala sekolah mengambil keputusan sepihak untuk menjadikan klarifikasi tersebut di dalam ruangan tertutup yang tidak ada saksinya," kata dia.

Merespons aksi siswa, pihak sekolah kemudian menyetujui untuk memilih 10 perwakilan siswa dari kelas 11 dan 12 agar segera mengadakan mediasi di ruang rapat sekolah. Albani dan rekan-rekan menyambut keputusan itu sebagai langkah awal. Tetapi para siswa menyatakan akan bergerak jika tidak ada hasil yang memuaskan.

"Kami juga mengetahui beberapa hari kemarin terdapat aparat, Komnas PPA, yang datang ke sini. Tapi yang disambut oleh kepala sekolah hanya Komnas PPA. Lalu bagaimana dengan aparat dan yang lainnya? Bahkan pers pun saat datang ke sini tidak disambut oleh kepala sekolah. Kami hanya memerlukan kejelasan gimana kepala sekolah ini dalam bertanggung jawab," ujarnya.

Ia pun menuntut adanya klarifikasi ulang oleh Chiko di ruangan terbuka. Ia juga meminta kepala sekolah untuk tidak menutup diri terhadap pihak luar soal kasus ini.

"Untuk kegiatan (kepsek) mungkin muncul, tapi ketika ada tamu yang datang untuk mempertanyakan permasalahan Chiko, tidak ada yang ditanggapi. Kami tidak tahu apakah ini kerja sama dengan dinas atau memang kepala sekolahnya yang hanya ingin mempertahankan nama baiknya," tuturnya.

Pihak sekolah pun akhirnya menggelar audiensi dengan para siswa di ruang kepala sekolah. Hingga tulisan ini dibuat, belum ada pihak sekolah yang berkenan dimintai tanggapan.




(dil/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork