Selama satu dekade terakhir, potensi kopi di Wonosobo berkembang dengan pesat. Hal ini menunjukkan sinergi lintas sektor yang kuat antara pemerintah, Perhutani, dan komunitas masyarakat dalam memajukan komoditas unggulan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Hal ini ditegaskan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat menghadiri Gerakan Penanaman Kopi yang diinisiasi oleh komunitas Jagat Tunas Bumi (JATUBU), Selasa (14/10), di Desa Lamuk Kalikajar Wonosobo. Penanaman dijadwalkan berlangsung sejak 11 hingga 14 Oktober 2025 di sekitar lereng Sindoro-Sumbing.
"Rasa bangga dan apresiasi saya sampaikan kepada seluruh pengurus JATUBU, Perhutani, Dinas terkait, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pemuda, karang taruna, serta Pasukan Ojek Sumbing atas kolaborasi sukses dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ini merupakan tugas bersama dalam menjaga dan merawat bumi agar alam yang indah dan subur ini terus bertumbuh," ujar Afif dalam keterangannya, Rabu (15/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Ia berharap gerakan ini tidak sekadar seremoni, tetapi berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat. Dukungan Perhutani Melalui mekanisme pemanfaatan lahan menjadi kunci sinergi penting untuk menghadirkan kemakmuran melalui pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan.
Selaras dengan tema 'Gerakan Penanaman Kopi sebagai Reboisasi, Penjaga Kualitas Air dan Udara, serta Penguatan Ketahanan Pangan', penanaman ribuan bibit kopi di kawasan konservasi melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam edukasi pengolahan limbah menjadi energi, serta pembagian bibit padi kepada masyarakat sebagai simbol sinergi sektor pertanian dan kehutanan.
Ketua JATUBU Mantep Abdul Ghoni menegaskan gerakan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat branding Kopi Wonosobo sebagai komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomi sekaligus ekologis.
"Setiap pohon kopi yang kami tanam adalah kontribusi kecil namun berarti untuk masa depan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Penasihat Utama JATUBU Laksma TNI Dr. Taufik Arief, ST, MM, CHRMP, CSBA, menuturkan, reboisasi kopi adalah gerakan nasionalisme ekologis yang melibatkan seluruh unsur bangsa, bukan sekedar kegiatan lingkungan tetapi juga sosial dan ekonomi berkelanjutan.
Dalam kesempatan ini, dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjadikan Wonosobo sebagai daerah percontohan reboisasi berbasis komoditas kopi di Jawa Tengah.
(akd/akd)